Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan kertas PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. (KBRI) menghentikan sementara kegiatan produksi mesin kertas no.1 (PM-1) yang mengakibatkan perseroan sama sekali tidak membukukan pendapatan pada kuartal I/2014.
Gani Bustan, Presiden Direktur Kertas Basuki, dalam keterbukaan informasi kepada PT Bursa Efek Indonesia, menjelaskan penghentian sementara mesin PM-1 tersebut dilakukan sejak Oktober tahun lalu dan mengalihkan tenaga kerja yang ada untuk fokus melakukan persiapan instalasi mesin kertas no. 2 (PM-2).
"Kami mengharapkan penghentian sementara perdagangan efek perseroan dapat dicabut," tulisnya dalam keterbukaan informasi, Rabu (4/6/2014).
Program revitalisasi PM-2 yang tak kunjung rampung tersebut dilakukan perseroan mengingat usia mesin kertas PM-1 buatan 1964 sudah terlalu tua.
Otoritas Bursa menghentikan sementara perdagangan saham (suspensi) Kertas Basuki sejak akhir pekan lalu, Jumat (23/5/2014), yang menimbulkan pertanyaan besar terkait kelangsungan usaha perseroan karena selama 3 bulan pertama tahun ini tidak melakukan penjualan kertas sama sekali.
Mengacu pada laporan keuangan perseroan kuartal I/2014, pada periode sama tahun lalu, Kertas Basuki masih mencatatkan pendapatan Rp5,15 miliar, yang berasal dari penjualan kertas kepada CV Putra Tunggal.
Tanpa pendapatan, emiten yang melantai di Bursa pada 2008 tersebut membukukan rugi mencapai Rp6,31 miliar, atau meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan capaian pada 3 bulan pertaman tahun lalu senilai Rp3,01 miliar. Harga saham KBRI pun masih mentok pada level Rp50.