Bisnis.com, JAKARTA—Pergerakan tingkat kesejahteraan petani sepanjang lima bulan terakhir belum mengalami peningkatan atau stagnan, setelah nilai tukar petani pada periode Mei 2014 sebesar 101,88 atau hanya naik 0,08% dari NTP bulan sebelumnya.
Nilai tukar petani (NTP) Mei 2014 tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan dengan NTP Desember 2013 sebesar 101,96. Dengan demikian, upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan petani dalam lima bulan terakhir belum berhasil.
Badan Pusat Statistik mencatat kenaikan NTP disebabkan naiknya NTP dari subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,57%, subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,11%, subsektor peternakan 0,07% dan subsektor perikanan sebesar 0,22%.
“Sementara subsektor tanaman pangan menjadi satu-satunya yang mengalami penurunan NTP yakni 0,22%. Subsektor tanaman pangan pada bulan sebelumnya juga tercatat turun lebih besar, yakni 1,14%,” ujar Kepala BPS Suryamin di Gedung BPS, Senin (2/6/2014).
Dari 33 provinsi, lanjutnya, sebanyak 21 provinsi mengalami kenaikan NTP, sedangkan 12 provinsi mengalami penurunan NTP. Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatatkan kenaikan NTP tertinggi sebesar 1,40%. Sementara Provinsi Riau mencatatkan penurunan NTP tertinggi, sebesar 1,40%.
Kenaikan tertinggi NTP di Nusa Tenggara Timur disebabkan kenaikan pada subsektor tanaman pangan, terutama komoditas jagung yang naik 2,07%. Sementara, penurunan NTP di Riau disebabkan penurunan NTP dari komoditas karet sebesar 10,09%.