Bisnis.com, JAKARTA - Hingga saat ini, rencana investasi perusahaan manufaktur asal Taiwan, Foxconn Technology Co. Ltd. belum juga melihatkan perkembangan.
Pemerintah Indonesia mengklaim Foxconn hanya mencari sensasi untuk meningkatkan kinerjanya di pasar modal.
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan Foxconn menginginkan lahan gratis untuk merealisasikan rencana investasnya seperti di China. Namun, di Indonesia lahan tidak bisa didapatkan secara gratis dan harus dilakukan secara bisnis.
Dia mengusulkan ada dua cara atau jalan keluar dari masalah lahan ini, yaitu Foxconn mengalah dengan tetap membeli lahan dengan harga yang ditetapkan oleh KBN atau menggunakan skema kepemilikan saham (equity), di mana KBN dimasukkan ke dalam bagian dari investasi tersebut dan KBN memberikan lahan yang diinginkan oleh Foxconn.
“Ya kalau tidak mau keluar uang, tanahnya harus dijadikan equity,” jelas Hidayat akhir pekan lalu.
Hingga saat ini, pihak Foxconn belum memberikan laporan kembali terkait rencana investasinya tersebut. Oleh sebab itu, Hidayat berpikir Foxconn hanya mencari berita untuk menaikkan kinerjanya di pasar modal meskipun pada APEC tahun lalu, Foxconn sudah berjanji untuk merealisasikan investasinya tahun ini. “Ini sudah tahun ketiga dia katakan seperti itu.”
Awalnya, kata Hidayat, pihaknya yakin Foxconn bisa tepat waktu merealisasikan investasinya. Bahkan, dia sudah membawa Foxconn sampai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Saking yakinnya saya waktu itu,” tegasnya.
Selain itu, Hidayat juga menilai perjanjian yang dibuat antara Foxconn dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupa MoU masih belum kuat sehingga tidak bisa menjadi dasar untuk menyegerakan pembangunan pabrik tersebut.
Dirjen Industri Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan pihaknya lebih memilih membuat roadmap sendiri guna meningkatkan industri ponsel di dalam negeri, dibandingkan harus mengharapkan investasi Foxconn.
“Belum ada bicara lagi [dengan Kemenperin]. Tidak usah menunggu lagi, kami kan juga punya program dan roadmap sendiri, kami tidak ingin bergantung pada satu perusahaan, pemerintah akan tetap jalan,” kata Budi.
Awalnya, Foxconn dikabarkan akan menanamkan modal US$5 miliar-US$10 miliar di Indonesia. Investasi yang memiliki potensi penyerapan tenaga kerja hingga 1 juta orang itu sebelumnya dijadwalkan dimulai pada Desember 2012, tetapi tertunda hingga kini karena berbagai hal.