Bisnis.com, CIANJUR - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan perubahan APBN 2014 sangat penting untuk memastikan ekonomi Indonesia tetap tumbuh pada kisaran 5%—6%.
Presiden mengatakan tahun ini pemerintah dan pelaku usaha di Indonesia masih harus mewaspadai dampak terburuk dari kelesuan ekonomi dunia.
Perkembangan di tingkat global, menurut SBY, menujukkan tekanan perekonomian pada negara ekonomi berkembang yang telah berlangsung sejak 2012 akan terus berlanjut.
“Semua mengetahui bahwa situasi perekonomian global,belum aman. Demikian juga dengn tantangan perekonomian kita, belum kecil,” kata Presiden di Istana Cipanas, Jumat (30/5/2014).
Kelesuan ekonomi global ditunjukan antara lain oleh penyusutan ekonomi Amerika Serikat sebesar 1% pada kuartal I/2014 dan perlambatan ekonomi China ke kisaran 7—8%.
SBY mengatakan pemerintah harus bisa menghindari implikasi terburuk dari kelesuan ekonomi global melalui belanja pemerintah yang terencana dengan baik.
Pemerintah dan DPR, lanjut Presiden, harus bisa menyepakati APBN perubahan yang terbaik agar ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh pada kisaran 5—6%.
“Kita harus memiliki kesiapan mental. Meski kita berusaha sekuat tenaga untuk menjaga perekonomian kita pada tingkat 5—6%, tapi sekali lagi, tantangannya tidak ringan,” kata Presiden.