Bisnis.com, JAKARTA – Laporan kuartal II/2014 Economic Insight: South East Asia yang dikeluarkan Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) menunjukkan Indonesia masih masuk dalam ekonomi Asean yang mempunyai ketergantungan ekspor komoditas.
“Pada 2012, sebanyak 33 % dari ekspor Indonesia terdiri dari bahan bakar dan bahan terkait, dan 12 % terdiri dari minyak hewan dan nabati,” tulis laporan tersebut, Kamis (22/5/2014).
ICAEW Economic Advisor and Director of Centre for Economics and Business Research (CEBR), Charles Davis mengatakan ketergantungan pada komoditas sama halnya bergantung pada kondisi luar negara, termasuk nilai tukar.
“Harga pada gilirannya tergantung pada nilai tukar, yang tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar perbatasan negara sendiri. Bahkan, di suatu negara yang memiliki nilai tukar stabil, harga pasar global pun dapat bervariasi,” ujarnya.
Ketergantungan komoditas dinilai terkait dengan pembangunan yang rendah.
Dalam laporan ICAEW, disebutkan tiga negara berkembang namun tidak pesat (moderately advanced economic), yakni Indonesia, Filipina, dan Thailand tidak memiliki modal fisik dan keterampilan sumber daya yang memadai.