Bisnis.com, JEMBER - Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mencapai 1.500 orang, dan tersebar merata hampir di 31 kecamatan di kabupaten setempat.
Koordinator Konselor Klinik VCT Rumah Sakit Daerah dr Soebandi Jember, Justina Evy Tyaswati mengatakan jumlah penderita HIV/AIDS di Jember cenderung bertambah setiap tahun, dan pasien tersebut terdeteksi saat melakukan pemeriksaan di klinik VCT setempat.
"Dari 1.500 pasien yang tertular virus mematikan itu, sebagian besar pada stadium 3 atau sudah masuk fase AIDS yang mencapai 800 orang, dan mereka memerlukan obat (anti-retroviral) ARV untuk bertahan hidup," ungkapnya, Kamis (22/5/2014).
Menurut dia, ratusan ODHA baru yang ditemukan sebagian besar memeriksakan diri ketika masuk stadium tiga, sehingga mereka harus mengkonsumsi ARV karena stadium tersebut cukup berbahaya bagi penderita AIDS.
"Mereka harus rutin mengonsumsi ARV setiap hari untuk menjaga daya tahan tubuhnya, sehingga mereka harus patuh minum obat untuk menopang hidupnya," ucap Humas RSD dr Soebandi Jember itu.
Dia menjelaskan sebagian besar penderita HIV-AIDS di Jember adalah ibu rumah tangga karena mereka tertular suaminya yang menjadi pelaku seks bebas, namun dalam tiga bulan terakhir tren peningkatan penderita AIDS baru didominasi pelajar.
"Selama Januari-April 2014 tercatat sebanyak 10 pelajar terinfeksi AIDS stadium tiga karena pergaulan bebas dan seks bebas," ucapnya.
Jumlah terbanyak penderita HIV/AIDS masih didominasi oleh mereka yang berusia produktif dengan usia 20-45 tahun, kemudian peringkat kedua adalah kalangan pelajar dengan usia 15-19 tahun, dengan penularan terbanyak karena seks bebas.
Humas Dinas Kesehatan Jember Yumarlis mengatakan penderita HIV/AIDS di Jember hampir merata di 31 kecamatan di kabupaten setempat, namun jumlah terbanyak berada di Kecamatan Puger sebanyak 166 orang karena daerah tersebut merupakan daerah eks lokalisasi.
"Hingga akhir Maret 2014, jumlah ODHA di Jember sebanyak 1.186 orang dan sebanyak 524 di antaranya sudah memasuki fase AIDS, serta 94 orang meninggal dunia karena virus mematikan itu," katanya.
Dia mengimbau masyarakat untuk menghindari perilaku seks bebas, mengonsumsi narkoba, dan berperilaku seks menyimpang, agar tidak tertular virus HIV/AIDS yang hingga kini belum ditemukan obatnya.