Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) mengungkapkan pengembangan panasbumi di Indonesia terhambat karena tiga alasan.
Ketua Asosiasi Panasbumi Indonesia mengatakan pengembangan panas bumi di Indonesia akan berat karena terbentur tiga alasan. Pertama, perizinan yang alot, utamanya wilayah kerja panasbumi (WKP) yang melewati kawasan hutan konservasi.
Kedua, persoalan return yang rendah. Dia mencontohkan PT Supreme Energy Muara Laboh yang sudah mengebor 6 sumur. “Dari enam sumur tersebut, yang sukses hanya 1 sumur,” katanya usai menjadi pembicara dalam acara Diskusi Potensi dan Proses Bisnis Panas Bumi di Indonesia, Senin (19/5/2014).
Ketiga, proyek panasbumi membutuhkan jangka waktu yang lama antara 7 hingga 8 tahun. Dia menjelaskan dalam masa itu investor harus terus mengeluarkan dana. “Tidak ada pendapatan sama sekali selama 7 hingga 8 tahun,” ujarnya.