Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRODUKSI PANGAN: Target Meleset, Mentan Evaluasi Jajarannya

Menjelang akhir masa jabatannya, Menteri Pertanian Suswono melakukan evaluasi terhadap kinerja Kementerian Pertanian selama 5 tahun belakangan.
Petani memanen padi. Target produksi pangan meleset/Bisnis
Petani memanen padi. Target produksi pangan meleset/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Menjelang akhir masa jabatannya, Menteri Pertanian Suswono melakukan evaluasi terhadap kinerja Kementerian Pertanian selama 5 tahun belakangan.

Hasil evaluasi yang tidak memuaskan tersebut, dibuktikan dengan pencapaian produksi tanaman pokok pada 2013 yang meleset dari target, membuat Suswono memberikan saran kepada jajaran ketika nanti akan dipimpin oleh menteri baru.

"Tahun ini musim kemarau lebih banyak. Musim tanam sampai Mei, harus tercapai target 2014," tuturnya seusai Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan) Nasional 2014, Selasa (13/5/2014).

Dia menjabarkan, ada 7 poin yang harus diperbaiki oleh Kementan jika tidak ingin mendapat rapor merah lagi.

Pertama, adalah mengkaji ulang tabel produksi." Kita harus berani mengoreksi. Sampai saat ini, hampir tidak ada yang merespon komitmen Bukittinggi," ujarnya.

Komitmen Bukittinggi sendiri adalah komitmen kementerian lintas sektor untuk pelipatgandaan produksi pangan yang dideklarasikan Presiden RI pada Oktober 2013.

Kedua, Suswono menuturkan, jajarannya perlu merumuskan langkah konkrit dalam soal benih subsidi. "Saat ini terlambat, tidak tepat waktu. Serapan benih subsidi rendah sekali. Dukungan benih dari bumn."

Berikutnya, mencari pola operasional pupuk yang lebih efektif dan cara kerja Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3). Kelima, sinkronisasi antara dinas pertanian dan badan penyuluhan di daerah.

"Intensifkan koordinasi, jangan banyak rapat yang tidak berdampak di lapangan," paparnya mengenai poin keenam.

Terakhir, kata Suswono, adalah penggunaan anggaran untuk meningkatkan produktivitas kinerja. "Jangan lagi memakai pola kerja yang hanya terjebak DIPA," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper