Bisnis.com, JAKARTA - Tiga asumsi makroekonomi, yakni pertumbuhan ekonomi, kurs rupiah, dan lifting minyak dinilai paling mendesak untuk direvisi dalam APBN Perubahan 2014.
Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan deviasi ketiga asumsi makro itu sudah jauh dari asumsi awal.
"Iya, kemungkinan (direvisi), karena berdasarkan pemantauan kami kan deviasinya agak jauh. Jadi, harus di-adjust (disesuaikan) di situ," katanya, Selasa (13/5/2014).
Meskipun demikian, Askolani enggan membeberkan hasil perhitungan pemerintah yang baru.
Dalam APBN 2014, asumsi pertumbuhan ekonomi dipatok 6%, kurs rupiah Rp10.500 per dolar Amerika Serikat dan lifting minyak 870.000 barel per hari.
Menteri Keuangan M. Chatib Basri sebelumnya mengemukakan pemerintah sulit mempertahankan asumsi pertumbuhan di atas 5,5% karena perlambatan pada ekspor.