Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dinilai tak Serius, Pemerintah Tak Mengharapkan Lagi Foxconn

Pemerintah mempertanyakan keseriusan perusahaan manufaktur asal Taiwan, Foxconn Technology Co Ltd untuk berinvestasi di Indonesia. Pasalnya, hingga kini, realisasi dari rencana yang selama ini digadang-gadangkan belum juga memperlihatkan hasil nyata.
Kantor pusat Foxconn. Dinilai tak serius investasi di Indonesia/Hasam
Kantor pusat Foxconn. Dinilai tak serius investasi di Indonesia/Hasam

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah mempertanyakan keseriusan perusahaan manufaktur asal Taiwan, Foxconn Technology Co Ltd untuk berinvestasi di Indonesia. Pasalnya, hingga kini, realisasi dari rencana yang selama ini digadang-gadangkan belum juga memperlihatkan hasil nyata.

Dirjen Industri Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan sudah tidak begitu mengharapkan lagi rencana investasi Foxconn lantaran sudah lama belum memperlihatkan hasil. Pihaknya lebih memilih membuat roadmap sendiri guna meningkatkan industri ponsel di dalam negeri.

“Belum ada bicara lagi (dengan Kemenperin). Tidak usah menunggu lagi, kami kan juga punya program dan roadmap sendiri, kami tidak ingin bergantung pada satu perusahaan, pemerintah akan tetap jalan,”  ujatnya. di Kemenperin, Selasa (7/5/2014).

Menurutnya, masalah terakhir yang pihaknya ketahui adalah belum ada kecocokan antara Foxconn, DKI Jakarta, dan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). “Tidak cocok ya DKI dengan KBN? Atau bagaimana? Tidak tahu saya, mereka serius atau tidak juga bagaimana itu.”

Hingga kini keinginan Foxconn untuk membangun pabrik ponsel di lahan KBN masih belum bisa terealisasi. Hal ini lantaran kemauan Foxconn untuk mendapatkan lahan seluas 200 hektare secara gratis atau menyewa lahan di kawasan itu belum mendapatkan restu dari KBN

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengusulkan ada dua cara atau jalan keluar dari masalah lahan ini, yaitu Foxconn mengalah dengan tetap membeli lahan dengan harga yang ditetapkan oleh KBN, atau menggunakan skema kepemilikan saham (equity), di mana KBN dimasukkan ke dalam bagian dari investasi tersebut dan KBN memberikan lahan yang diinginkan oleh Foxconn.

"Jadi kan lahan yang masih jadi masalah. Kalau dia (Foxconn) mau membeli dengan komersial rate-nya KBN ini selesai atau KBN dimasukkan sebagai equity, itu lebih bagus. Namun saya tidak tahu, itu urusan mereka kan," paparnya.

Selain itu, Hidayat juga menilai perjanjian yang dibuat antara Foxconn dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupa MoU masih belum kuat sehingga tidak bisa menjadi dasar untuk menyegerakan pembangunan pabrik tersebut.

Awalnya, Foxconn dikabarkan akan menanamkan modal US$5 miliar-US$10 miliar di Indonesia. Investasi yang memiliki potensi penyerapan tenaga kerja hingga 1 juta orang itu sebelumnya dijadwalkan dimulai pada Desember 2012, tetapi tertunda hingga kini karena berbagai hal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper