Bisnis.com, JAKARTA—Meskipun, penerimaan pajak (termasuk PPh migas) Januari-28 April 2014 mencapai Rp281 triliun, atau tumbuh 13% dari periode yang sama tahun lalu, Ditjen Pajak tetap mengusulkan target penerimaan pajak dalam APBN 2014 direvisi.
Dirjen Pajak Fuad Rahmany mengaku penerimaan pajak hingga 28 April 2014 lebih baik dari capaian tahun lalu. Menurutnya, pertumbuhan penerimaan pajak 28 April 2013 hanya Rp249 triliun, atau tumbuh 3,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
“Hal ini dikarenakan PPh non migasnya tumbuh lebih bagus dari tahun lalu, dimana tahun lalu itu pertumbuhan PPh nonmigas itu negatif. Nah, tahun ini pertumbuhannya positif. Itu yang penting,” katanya, Kamis (01/5/2014).
Meskipun, realisasi penerimaan pajak mencapai 25,4% dari target APBN 2014 sebesar Rp1110,19 triliun, Fuad menilai target APBN 2014 masih terlampau tinggi. Dia memperkirakan penerimaan pajak tahun ini akan jauh dari target APBN 2014.
Sayang, Fuad tidak menyebutkan nilai selisih perkiraan penerimaan pajak sepanjang tahun ini dari target APBN 2014 atau shortfallpajak. Namun, dia menegaskan shortfall pajak dari target APBN 2014 bakal cukup besar.
“Target APBN itu kan dasarnya dari tahun lalu. Itu masih terlalu ketinggian. Kita harus perbaiki. Jadi penerimaan diturunkan, dan pengeluaran juga diturunkan. Kalau tidak, nanti defisitnya malah ketinggian,” ujarnya.
Fuad menuturkan target penerimaan pajak dalam APBN 2014 tidak realistis jika melihat kondisi perekonomian saat ini. Menurutnya, penerimaan pajak dipastikan akan melambat apabila asumsi makro yang ditargetkan dalam APBN 2014 meleset.