Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konstruksi Smelter Bauksit Dimulai Tahun Depan

Konstruksi fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter) bauksit menjadi alumina ditargetkan terlaksana pada 2015. Dalam waktu dekat baru akan dimulai pembangunan fasilitas penunjang berupa pelabuhan laut
 Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, BINTAN--Konstruksi fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter) bauksit menjadi alumina ditargetkan terlaksana pada 2015. Dalam waktu dekat baru akan dimulai pembangunan fasilitas penunjang berupa pelabuhan laut.

"Sekarang kita fokus ke pelabuhan. Kalau desainnya selesai bulan ini, groundbreaking pelabuhannya dilakukan mulai Juli atau Agustus 2014 dan smelternya tahun depan," kata Direktur Utama PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) Zulnahar Usman kepada Bisnis di Galang Batang, Bintan Timur, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (16/4/2014).

Sebelumnya, pemancangan tiang pertama pelabuhan ditargetkan terlaksana pada Mei 2014. Realisasi mundur dari target lantaran belum selesai masalah lahan proyek. Dari kebutuhan sedikitnya 3.000 hektar yang sudah bebas sekitar 70% dan sisanya masih diupayakan pembebasannya.

"Kami sedang lengkapi semua kriteria untuk lahan ini karena masih ada yang kurang seperti Amdal," ucap Zulnahar.

Smelter bijih bauksit menjadi alumina tersebut digarap PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) berkerja sama dengan Nanshan Aluminium, anak usaha Shandong Nanshan Alumunium Co. Ltd. Proyek ini menelan US$5 miliar, US$1 miliar di antaranya untuk smelter saja.

Nantinya, dari total anggaran US$5 miliar dipakai pula untuk pembangunan infrastruktur pelabuhan laut, akses jalan, dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Tapi, BAI terlebih dulu akan membangun pelabuhan.

Zulnahar menjelaskan fase awal smelter bijih bauksit menjadi alumina ini ditargetkan beroperasi penuh mulai 2018 dengan kapasitas 2,1 juta ton per tahun. Jumlah itu akan dicapai secara bertahap, yakni 700.000 ton per tahun pada 2015, pada 2017 mencapai 1,4 juta ton, hingga akhir 2,1 juta ton pada 2018.

Disiapkan pula fasilitas produksi aluminium elektrolit (ingot) secara bertahap dengan kapasitas total 1 juta ton per tahun pada 2022. Ada pula fasilitas produksi karbon anoda berkapasitas 530.000 ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper