Bisnis.com, JAKARTA - Kepolisian Malaysia menyita sebuah program simulator di kediaman pilot Boeing 777-200ER Malaysia Airlines (MH370) Kapten Zaharie Ahmad Shah.
Yang menarik, hasil penyidikan polisi menemukan fakta program simulator itu termasuk landas pacu (runway) di Samudera Hindia yakni Maladewa, Sri Lanka, pangkalan militer AS Diego Garcia dan India selatan. Termasuk landas pacu di AS dan Eropa.
"Secara umum simulator penerbangan ini menunjukkan ratusan atau bahkan ribuan landas pacu. Yang coba kali dalami adalah landas pacu mana yang sering digunakan. Kami juga perlu menyelidiki rute-rute mana yang sebelumnya diterbangi pilot. Ini memerlukan waktu sehingga tak bisa terburu-buru," kata perwira tinggi polisi itu seperti Antara dari Reuters.
Sangat kuat kemungkinan bahwa pesawat yang mengangkut 239 orang itu dikendalikan dan diarahkan atas satu perintah menuju pangkalan militer AS di Diego Garcia, kawasan Lautan India. Kesimpulan itu ditarik dari berbagai komentar dan hasil diskusi kalangan profesional yang dikirim ke situs cabaltimes.com, Selasa (18/3/2014).
Diego Garcia merupakan karang atol dan pulau terbesar di Kepulauan Chagos yang masuk dalam wilayah Samudra Hindia. Posisinya, sekitar 1.600 km sebelah selatan pesisir selatan India dan negara terdekat pulau ini adalah Sri Lanka dan Maladewa.
JAUH DARI MOTIF POLITIK
Sejauh ini, pemeriksaan intensif terhadap latar belakang penumpang dan awak MH370 tidak menemukan satu pun orang yang mempunyai motif politik atau kriminal untuk mencelakakan atau membajak pesawat itu, kata sumber-sumber keamanan Barat dan China seperti dikutip Reuters.
Para penyelidik sebelumnya yakin seseorang yang sangat memahami Boeing 777-200ER dan jalur komersial telah memelencengkan arah pesawat yang membawa 12 awak dan 227 penumpang itu, mungkin beberapa ribu mil dari jalurnya.
Sumber-sumber keamanan AS dan Eropa mengatakan upaya yang dilakukan berbagai pemerintah dalam menyelidiki latar belakang semua orang yang menumpang pesawat itu tak menunjukkan ada kaitan dengan kelompok-kelompok militan atau apa saja yang bisa menjelaskan hilangnya pesawat itu.
Seorang diplomat Eropa di Kuala Lumpur mengatakan penyelidikan atas manifes penumpang juga nihil dari motif, sedangkan sumber AS menyebutkan, pilot dan co-pilot diselidiki karena pengetahuan teknisnya membuat mereka menjadi pihak yang paling bisa mematikan sistem komunikasi pesawat.
Polisi Malaysia telah menggeledah rumah kapten Zaharie Ahmad Shah (53) dan co-pilot Fariq Abdul Hamid (27) yang keduanya tinggal dekat dengan bandara internasional Kuala Lumpur.