Bisnis.com, JAKARTA—Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 tetap sekitar 5,3% atau sama seperti prediksi pada Desember 2013, namun, lebih rendah dari prediksi pemerintah sebesar 6%.
Untuk defisit transaksi berjalan pada 2014 diperkirakan menyempit menjadi 2,9% terhadap PDB atau lebih pesimis dibandingkan dengan proyeksi pemerintah yang optimis dapat penyempitan menjadi 2,5%
Pada akhir tahun inflasi harga konsumen secara year-on-year akan turun sedikit di bawah sasaran Bank Indonesia pada kisaran 3,5%-5,5% dan akan tetap bertahan hingga akhir 2015.
Untuk defisit transaksi berjalan pada 2015, Bank Dunia dalam laporan terbarunya, memperkirakan semakin meningkat dan tetap dalam keadaan defisit akibat pelarangan ekspor mineral yang berdampak pada perlambatan surplus perdagangan serta defisit secara struktural yang bertahan pada neraca pendapatan dan jasa.
Meskipun sentimen investor belakangan ini telah membaik, rupiah mencatatkan penguatan sekitar 7% terhadap dolar AS selama 2014, indeks saham dalam negeri meningkat 9%, dan imbal hasil surat utang negara telah turun sekitar 30 basis poin, risiko peningkatan volatilitas keuangan akibat pengurangan stimulus yang dilakukan oleh the Fed tetap mengintai.