Bisnis.com, JAKARTA-PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk membantah adanya rencana kenaikan harga gas seperti yang dikhawatirkan oleh kalangan industri pengguna gas.
Seperti diberitakan, industri pengguna gas menolak mentah-mentah rencana kenaikan gas dari PT PGN sebesar US$15 per juta Btu (British thermal unit) yang siap diberlakukan pada tahun ini.
“Sampai dengan saat ini belum ada pemberitahuan atau notifikasi apapun dari PGN ke pelanggan tentang kenaikan harga gas industri. Jadi enggak benar informasi itu,” papar Vice President Corporate Communication PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Ridha Ababil kepada Bisnis, Jumat (7/3/2014).
Dia menerangkan kenaikan harga gas di pelanggan dipicu oleh kenaikan harga gas di hulu yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun, katanya, sampai saat ini belum ada ketetapan pemerintah mengenai kenaikan harga gas di hulu.
“Jadi sampai saat ini harga gas masih utuh, ya sekitar US$9,5-9,8 per juta Btu. Kalau untuk kenaikan, kami belum umumkan ke publik,” terangnya.
Ridha mengatakan saat ini pasokan gas kepada pelanggan baik industri dan rumah tangga masih bisa terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan pasokan sesuai dengan kebutuhan pabrik di tiap daerah.
Pihaknya menyebutkan pasokan gas dari PGN mencapai 800 juta kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/mmscfd).
“Jadi masing-masing daerah kebutuhannya berbeda. Misalnya di Jawa Barat membutuhkan pasokan gas 800 mmscfd, namun di Jawa Timur hanya 120-an mmscfd. Jadi kami penuhi pasokan sesuai permintaan pabrik,” terangnya.
Terkait industri yang mengeluhkan pasokan gas, Ridha mengakui untuk pasokan gas semua industri belum bisa terpenuhi. Namun demikian, PGN menjamin pasokan gas bagi industri yang telah menjalin kontrak akan terpenuhi dengan baik hingga tahun mendatang.