Bisnis.com, JAKARTA- Untuk memaksimalkan peran pelaku industri rumput laut dan mensinergikan dengan kepentingan pemangku kepentingan, pemerintah bersama pelaku usaha membentuk wadah formal dengan nama Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia (Astruli).
Hingga saat ini, jumlah industri pengolahan rumput laut di Indonesia sekitar18 unit yang terdiri dari 5 unit usaha industri agar, 2 unit usaha industry refine carrageenan (RC) dan 11 unit usaha industry semi refined carrageenan (SRC). Adapun secara keseluruhan, produksi olahan rumput laut tersebut mencapai 15.638 ton/tahun.
Wakil Menteri Perindustrian Alex W Retraubun mengatakan organisasi Astruli ini mendapat pengakuan pemerintah di semua tingkat birokrasi. Melalui lembaga ini, diharapkan terjalin kerjasama antar pelaku industri, unsur pemerintah, pakar, pembina sebagai wadah fasilitasi dan advokasi bidang rumput laut di Indonesia.
“Saat ini Indonesia menjadi eksportir rumput laut yang berpengaruh di Asia, tetapi nilai ekspor masih berada pada komoditas rumput laut kering yang baru sebagian kecil diolah dalam bentuk bahan setengah jadi dan bahan jadi,” kata Alex dalam acara pendeklarasian Astruli di Jakarta, Jumat (28/2/2014).
Adapun daerah yang potensial untuk budidaya rumput laut, khususnya jenis Euchema seperti di Sabang, Sumatra Selatan, Riau, Bangka, Banten, Pulau Seribu, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Kaltim dan Papua. Sedangkan untuk budidaya jenis Gracilaria di pertambakan a.l di Sulawesi Selatan, NTB, NTT, Sumatra Selatan, Sumatra Utara NAD dan Kalimantan Barat.
