Bisnis.com,JAKARTA--Keberadaan pasar tradisional di Indonesia dari tahun ke tahun tergerus dengan merebaknya pasar modern. Bahkan, keberadaan pasar tradisional selama 4 tahun berkurang hingga 3.000 unit yang menyebakan ribuan orang kehilangan mata pencaharian.
Data dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyebutkan jumlah pasar tradisional di seluruh Indonesia turun drastis dari 13.540 pasar tradisional menjadi 9.950 pasar dalam waktu 4 tahun (periode 2007-2011).
Penurunan itu disebabkan karena ekspansi yang dilakukan pasar modern tidak hanya di wilayah perkotaan, namun merambah ke pelosok desa di Tanah Air. Akibatnya, jumlah pasar tradisional semakin berkurang karena kalah bersaing dengan pasar modern.
“Kondisi ini sangat memprihatinkan. Karena banyak orang yang menggantungkan hidupnya di pasar tradisional,” ujar Ketua Umum IKAPPI, Abdullah Mansuri kepada Bisnis, Rabu (26/2/2014).
Dia menambahkan jika diasumsikan setiap pedagang pasar tradisional menghidupi 5 orang keluarga (suami, istri, dan 3 anak), maka 62,5 juta jiwa akan kehilangan mata pencaharian.
Di sisi lain, ujarnya, toko retail modern meningkat dari 10.365 gerai menjadi 18.152 toko. Mansuri menambahkan lebih dari 7.000 toko baru muncul dalam waktu 4 tahun atau setara dengan empat toko modern per hari.
Tidak hanya di Indonesia, menurunnya jumlah pasar tradisional juga terjadi di benua Asia. Berdasarkan survei yang dilakukan salah satu lembaga survei luar negeri, jumlah toko modern di Asia meningkat hingga lima kali lipat dibanding jumlah pasar tradisional.
“Sekarang toko-toko retail modern sudah sampai ke desa-desa. Hampir semua kota di Indonesia bisa kita dapati toko modern,” ujarnya.
Mansuri memaparkan penurunan jumlah pasar tradisional juga terjadi di Benua Asia. Berdasarkan survei yang dilakukan salah satu lembaga survei luar negeri, jumlah toko modern di Asia meningkat hingga 5 kali lipat dibanding jumlah pasar tradisional.