Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bangka Belitung Bagikan 400.000 Bibit Lada Putih

Pemerintah Provinsi Bangka Belitung akan menyalurkan 400.000 bibit lada putih berkualitas dan bebas hama penyakit kepada petani untuk meningkatkan produksi komoditas ekspor tersebut.
Lada Putih /spicetrekkers.com
Lada Putih /spicetrekkers.com

Bisnis.com, PANGKALPINANG - Pemerintah Provinsi Bangka Belitung akan menyalurkan 400.000 bibit lada putih berkualitas dan bebas hama penyakit kepada petani untuk meningkatkan produksi komoditas ekspor tersebut.

"Mudah-mudahan bantuan ini dapat meningkatkan animo petani dalam mengembangkan produksi lada putih yang dalam 10 tahun terakhir mengalami penurunan," kata Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Babel Toni Batu Bara di Pangkalpinang, Senin (24/2/2014).

Dia menjelaskan dana pengadaan bantuan bibit lada putih ini berasal dari APBD dan APBN 2014 dalam upaya mengoptimalkan program revitalisasi lada putih dan meningkatkan kesejahteraan petani di daerah itu.

Dari total bantuan 400.000 bibit lada tersebut akan disalurkan kepada Pemkab Bangka sebanyak 150.000 bibit, Bangka Tengah 150.000 dan Pemkab Belitung sebanyak 100.000 bibit lada putih yang berkualitas dan bersertifikat bebas hama penyakit.

"Mudah-mudahan dengan bantuan ini, petani tidak lagi kesulitan mendapatkan bibit yang berkualitas dan meringan beban biaya produksi tanaman lada putih tersebut," ujarnya. Dia mengatakan bantuan ini dalam upaya menggairahkan petani lada melalui program-program yang pro rakyat.

"Saat ini, minat petani untuk mengembangkan perkebunan lada sudah kembali bangkit, seiring hasil produksi lada Babel meningkat setiap tahunnya," ujarnya.

Produksi lada 2011 mencapai 28.241,51 ton, sementara pada 2010 hanya berkisar 18.472,15 ton dan diperkirakan produksi 2013 dan 2014 akan terus mengalami peningkatan.

Saat ini, jumlah luas lahan lada Babel berdasarkan data terakhir sudah mencapai 38.895,79 hektare dan diperkirakan akan terus bertambah luas.

"Hanya saja yang menjadi tantangan yaitu lahan tambang yang semakin merambah kawasan pertanian dan perkebunan, sehingga petani kesulitan memperluas lahan perkebunannya," ujarnya.

Untuk itu, para petani terus diberikan pengarahan dan pembinaan secara rutin karena tambang hanya bersifat sementara.

"Jika lahan perkebunan rusak akibat penambangan maka dibutuhkan waktu puluhan tahun untuk memulihkan kesuburan tanah tersebut dengan biaya yang tinggi, untuk itu, petani diminta untuk tidak menjadikan lahan perkebunan menjadi area penambangan karena merugikan petani tersebut," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper