Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku jasa transportasi darat menilai pemerintah terlalu menganakemaskan Perum Damri dalam penyediaan trayek dari dan ke sejumlah bandara. Semestinya trayek gemuk dibagi secara adil.
Ketua Umum DPP Organda Eka Sari Lorena membeberkan contoh untuk rute dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta, Damri menguasai sekitar 12 trayek yakni Tanjung Priok, Gambir, Serang, Blok M, Pasar Minggu, Lebak Bulus, Bogor, Rawamangun, Kampung Rambutan, Bekasi, Cikarang Baru serta Thamrin City.
Dia menambahkan untuk rute dari dan ke Bandara Halim Perdanakusuma, Damri menguasai tujuh trayek yakni trayek dari Bandara Soekarno-Hatta, Depok, Bogor, Terminal Pulogebang, Bekasi, Stasiun Gambir, serta Terminal Rawamangun.
“Damri terlihat melakukan monopoli di rute-rute dari dan menuju bandara. Kan Damri itu lebih banyak untuk jalur perintis. Kok malah jalur gemuk Damri justru masuk. Aneh ya,” ujarnya, Senin (24/2/2014).
Hal itu menurutnya sangat tidak adil sehingga Organda, kata Eka, menuntut agar pemerintah mengecek ulang operasional sejumlah trayek dari dan menuju ke bandara demi prinsip keadilan terhadap seluruh pelaku usaha.
Dia juga menuntut agar tender proyek menuju ke Bandara Halim Perdanakusuma segera dibuka oleh Kementerian Perhubungan sehingga pihak swasta dan BUMN seperti Damri bisa bersaing untuk mendapatkan trayek-trayek yang dianggap gemuk tersebut.
“Soal lelang itu, pemerintah transparanlah. Jangan hanya melibatkan orang Kemenhub dan BUMN tapi seluruh pemangku kepentingan yang paham,” kata Eka.