Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pebisnis Isi Ulang Air Minum Pilih Tutup Usaha, Ini Alasannya

Belakangan, usaha isi ulang air minum ini dikabarkan mulai ditinggalkan oleh para pengusahanya.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis isi ulang air minum pada periode dua tahun pertama menjadi ancaman kalangan pengusaha air minum dalam kemasan.

Belakangan, usaha isi ulang air minum ini dikabarkan mulai ditinggalkan oleh para pengusahanya.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia, Aspadin, Hendro Baroeno mengatakan, awal kemunculan bisnis isi ulang air minum sangat berpengaruh pada AMDK.

Pelaku industri AMDK kelabakan untuk mendongkrak penjualan.

“Namun itu berpengaruh 1 tahun sampai 2 tahun. Belakangan ini, masyarakat sudah memahami jenis minuman yang berkualitas bagus dan tidak,” terangnya.

Hendro bahkan meyakini bisnis isi ulang air minum diyakini tidak akan bertahan lama.

Bahkan,lanjutnya, hingga saat ini sebagian besar pebisnis isi ulang air minum pilih menutup usahanya dengan alasan sepi pembeli.

“Justru ini peluang bagi AMDK untuk menunjukkan produk yang berkualitas dan sehat dikonsumsi,” ujar dia.

Di sisi, Hendro mengatakan industri air minum dalam kemasan atau AMDK akan terus tumbuh.

Hal itu terjadi seiring meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap minuman.

Selain itu, tren masyarakat yang membutuhkan minuman instan turut mendongkrak bisnis ini.

“Orang sekarang butuh serba praktis dan cepat. Mulai dari makanan dan minuman,” terangnya.

Hendro menuturkan peningkatan penjualan industri minuman didorong peran pemerintah dalam penerapan Standar Nasional Indonesia atau SNI wajib bagi AMDK.

Bersamaan dengan itu, SNI wajib juga berlaku untuk produk tepung terigu sebagai bahan makanan, gula kristal rafinasi, kakao bubuk, air dan air mineral alami.

“Pemberlakuan SNI wajib ini supaya masyarakat bisa mengetahui produk dalam negeri yang berkualitas. Ini juga kabar baik untuk mengurangi produk impor,” ucapnya.

Enny Ratnaningtyas, Direktur Industri Minuman dan Tembakau Kementerian Perindustrian, mengatakan pertumbuhan industri minuman tahun ini karena bertepatan dengan tahun politik.

Kebutuhan makanan dan minuman di masyarakat, katanya, diprediksi meningkat.

“Kalau prediksi kami pertumbuhannya bisa mencapai 11%. Penjualan air minum diperkirakan mencapai 24 miliar liter,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper