Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Operator Penerbangan Perintis Galau Akibat Fluktuasi Rupiah

Operator penerbangan perintis berharap nilai rupiah bisa stabil sepanjang tahun ini sehingga tidak merugi dari kontrak yang telah diberikan pemerintah.

Bisnis.com, JAKARTA--Operator penerbangan perintis berharap nilai rupiah bisa stabil sepanjang tahun ini sehingga tidak merugi dari kontrak yang telah diberikan pemerintah.

Susi Pudjiastuti, CEO Maskapai Susi Air mengatakan dalam kontrak penerbangan perintis pada 2014, nilai tukar mata uang dipatok di posisi Rp12.000-an.

Angka itu sejauh ini, menurutnya, masih bisa menutupi biaya operasional penerbangan perintis bahkan memberikan margin keuntungan.

Akan tetapi kondisi tersebut sangat rentan jika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak liar.

"Sebagian besar pengeluaran kami dalam bentuk dolar sedangkan pemasukan dalam bentuk rupiah. Jika nilai tukar rupiah melemah lagi dipastikan menyulitkan kami selaku salah satu operator perintis,” ujarnya, Kamis (20/2/2014).

Susi mencontohkan, pada 2013 maskapai tersebut terpukul akibat depresiasi rupiah. Pasalnya asumsi nilai rupiah dalam kontrak dengan Kementerian Perhubungan adalah Rp9.700. Hasilnya, margin keuntungan perusahaan mengecil.

"Karena itu kami harus melakukan beberapa langkah efisiensi dan penyesuaian. Saya bahkan sempat diprotes masyarakat di NTT karena harga tiket yang mereka anggap terlalu mahal,” jelasnya.

Operator penerbangan perintis, menurut Susi, tidak se-fleksibel operator penerbangan komersial yang bisa mengajukan tuslah atau surcharge jika situasi nilai tukar dan harga bahan bakar avtur meningkat tajam.

Pasalnya, terikat kontrak tahunan yang telah ditandatangani bersama pemerintah sehingga tidak ada jalan lain selain berharap nilai tukar rupiah terhadap dolar stabil sepanjang tahun.

Selama 2014, Susi Air melayani 124 rute penerbangan perintis yang dibiayai APBN serta 18 penerbangan perintis yang didanai APBD.

Rata-rata maskapai itu menggunakan pesawat jenis Cessna Caravan sebanyak 32 unit disusul Pilatus Porter sebanyak 9 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper