Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mendapat kepastian sebanyak 2,4 juta kilo liter (kl) Fatty Acid Methyl Ester (FAME) atau bauran bahan nabati untuk bahan bakar nabati (BBN) tahun ini sebagai implementasi dari ketentuan Peraturan Menteri ESDM No.25/2013 tentang penyediaan pemanfaatan dan tata niaga BBN.
Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan kepastian pasokan tersebut sebanyak 45% dari total kebutuhan FAME sepanjang 2014-2015 yaitu 5,3 juta kl. Untuk pengadaan FAME tersebut, perusahaan pelat merah membaginya menjadi 26 kluster wilayah yang dilelang.
"Agar bisa memenuhi kebutuhan FAME tahun ini, kami akan melakukan sejumlah proses tender di beberapa wilayah tahun ini," ujarnya melalui siaran pers, Minggu (16/2/2014).
Pertamina akan melanjutkan proses tender pembelian bahan FAME di sejumlah tempat yaitu Sumatera, Nusa Tenggara, sebagian Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Total target kebutuhan FAME dari lima provinsi tersebut mencapai 850.000 kl per tahun.
Proses tender yang dilakukan perseroan ini untuk menjangkau sebanyak mungkin kapasitas produksi produsen FAME dengan target harga maksimal dari Mid Oil Platt's Singapore (MOPS) solar. Meski demikian, hambatan yang dihadapi perseroan adalah produsen di wilayah timur tidak sanggup memenuhi ketentuan harga FAME maksimal MOPS solar.
"Untuk itu, kami akan mengkaji berbagai alternatif solusi terbaik," imbuh Ali.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rida Mulyana mengatakan kemungkinan untuk tender ulang dalam pengadaan FAME bisa saja terjadi. Dia mengatakan nantinya lelang juga mencakup biaya transportasi bila pemasok minyak nabati tidak memiliki kapal untuk mengirimkan ke kilang Pertamina. Beban transportasi ini nanti akan ditanggung oleh perusahaan pelat merah tersebut.
"Sebagian besar yang keberatan dalam transportasi ada di wilayah Indonesia bagian timur, sehingga nanti harga akan termasuk dalam ongkos yang baru itu," ujarnya.
Berdasarkan catatan pemerintah, pengusaha yang telah menyetujui sistem lelang bahan FAME berjumlah 67% dari total produsen crude palm oil (CPO). Selanjutnya, sejumlah 33% perusahaan produsen CPO masih akan mengadakan lelang dengan Pertamina.
Tahun ini, pemerintah menargetkan penghematan devisa dari pembelian BBM sebanyak Rp3,1 miliar dengan menambah pasokan BBN total 4,02 juta kilo liter. Oleh karena itu tahun ini bauran BBN untun BBM bersubsidi akan mencapai 1,5 juta kl.
Di samping untuk BBM bersubsidi, pemerintah juga akan menargetkan bauran BBN di pembangkit listrik, BBM non-subsidi, dan sektor industri. Berdasarkan catatan pemerintah bauran BBN di pembangkit akan mencapai 808.000 kl, sedangkan untun BBM non-subsidi akan mencapai 160.000 kl. Sisanya untuk industri.
Pemerintah mengatakan Pertamina menargetkan beberapa tahap untuk transportasi BBN tersebut yaitu tahap pertama dan kedua. Tahap 2 yaitu pada 2014 akan memenuhi sebanyak 67% dari total kebutuhan tahun ini.
Pertamina mencatat sejak 2009 hingha 2013 pemanfaatan FAME telah meningkat tajam kurang lebih 637,9%. Pada 2009 jumlah pemanfataan FAME hanya 126.098 kl, sedangkan pada 2013 terjadi lonjakan hingga 930.561 kl.