Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Penjualan Residensial Melambat

Bank Indonesia mencatat volume penjualan properti residensial pada kuartal terakhir tahun lalu mengalami perlambatan khususnya pada rumah tipe kecil, sebagai dampak dari diimplementasikannya kebijakan LTV (loan to value).
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia mencatat volume penjualan properti residensial pada kuartal terakhir tahun lalu mengalami perlambatan khususnya pada rumah tipe kecil, sebagai dampak dari diimplementasikannya kebijakan LTV (loan to value).

Kebijakan mengenai pengetatan LTV tersebut berlaku sejak 30 September 2013. Riset BI menunjukkan adanya perlambatan penjualan pada periode tersebut.

“Penjualan properti residensial melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pertumbuhan pada kuartal IV/2013 tercatat 13,05%(qtq) jauh lebih rendah dari kuartal sebelumnya 39,8% (qtq),” ungkap hasil riset tersebut, Kamis (13/2/2014),

BI memperkirakan permintaan dan penawaran properti residensial pada awal tahun ini cenderung stabil. Meskipun begitu, ada beberapa faktor yang diprediksi menjadi penghambat.

Faktor utama adalah kenaikan suku bunga KPR yang cukup signifikan, dengan presentase 24,16%. Penghambat lainnya adalah kenaikan harga bahan bangunan (18,66%), uang muka rumah (16,32%), dan pajak (11,94%).

Berdasarkan lokasi proyek, suku bunga KPR tertinggi terjadi di Kalimantan Barat sebesar 12,55%, dan paling rendah berada di Kapulauan Bangka Belitung sebesar 8,43%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatia Qanitat
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper