Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lahan Gambut, DNPI Gelar International Indonesia Peatland Conversation Jilid Dua

Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat menggelar International Indonesia Peatland Conversation (IIPC) 2014 pada 11-12 Februari, guna melakukan pemetaan dan kajian soal permasalahan lahan gambut.
 Lahan Gambut/Jibi
Lahan Gambut/Jibi

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat menggelar International Indonesia Peatland Conversation (IIPC) 2014 pada 11-12 Februari, guna melakukan pemetaan dan kajian soal permasalahan lahan gambut.

Rachmat Witoelar, Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), mengungkapkan hajatan IIPC merupakan kerja sama antar pemerintah dan swasta tersebut merupakan yang kedua diadakan guna membahas, memetakan maasalah, dan mencarikan solusi terkait dengan lahan gambut secara transparan dan terbuka.

"Kegiatan IIPC ini merupakan bagian dari proses kajian ilmiah untuk dijadikan kebijakan yang bisa diterapkan di lapangan. Kenapa lahan gambut, karena gambut memberikan kontribusi emisi karbon terbesar," ujarnya, Senin (10/2).

Rachmat yang juga mantan Menteri Lingkungan Hidup menjelaskan DNPI sangat concern terhadap lahan gambut  dan bukan lagi soal deforestasi karena gambut dianggap penyumbang emisi karbon terbesar. Sebaliknya, Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 26% dan jika dibantu oleh pendanaan dan teknologi dari asing bisa ditekan hingga 40%.

Farhan Helmy, Manager Indonesia Climate Change Center, menjelaskan hajatan IPPC ini akan mengupas berapa sebenarnya luas lahan gambut Indonesia, benarkah sekitar 20 juta hektare serta melakukan inventarisasi sumber gas rumah kaca dan pemecahan masalahnya.

Dia menjelaskan studi ilmiah soal lahan gambut akan dikupas tuntas dalam IPPC jilid dua sebagai tindak lanjut hajatan IPPC pertama di Bandung pada 2013. "IPPC diadakan guna mengetahui sumber dan dampak emisi, serta kajian ilmiah mana yang bisa dijadikan sumber kebijakan pada masa depan dalam hal manajemen lahan gambut," ungkapnya.

Menurutnya, dari sisi kajian ilmiah masih banyak tantangan, karena pengelolaan gambut ada yang berkelanjutan dan ada yang tidak berkelanjutan serta benar-benar utuh. 

"Namun, proses konsultasi dengan pemerintah dan pihak terkait belum selesai. Tidak bisa lahan gambut ditutup semua untuk perkebunan karena akan berdampak ekonomi. Sebaliknya, jika pengelolaan dan pemanfaatan lahan gambut tidak benar bisa dilakukan intervensi langsung," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper