Bisnis.com, JAKARTA - Depresiasi rupiah memaksa beberapa maskapai di Indonesia mengevaluasi jaringan penerbangan mereka, salah satunya Tigerair Mandala.
Manajer Humas Tiger Air Mandala Lucas Suryanata mengatakan sebagian besar operasional maskapai menggunakan kurs dolar AS. Akibatnya, depresiasi mata uang berdampak negatif terhadap kinerja maskapai tersebut.
“Agar kualitas layanan terhadap konsumen tidak berkurang, kami kemudian melakukan evaluasi jaringan. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar dalam dunia usaha,” ujar Lucas, Rabu (5/2/2014).
Sehubungan dengan evaluasi jaringan itu, lanjutnya, akan ada pengurangan dan penghentian rute terbang secara bertahap hingga April 2014. Evaluasi itu, menurutnya, hanya akan berlangsung untuk sementara waktu.
Adapun rute-rute yang dievaluasi yakni Surabaya - Hong Kong akan diberhentikan mulai 10 Februari 2014, Surabaya - Kuala Lumpur dihentikan sementara mulai 11 Februari 2014, dan Jakarta - Kuala Lumpur mulai 18 Februari 2014.
Selain itu, rute Jakarta - Pekanbaru akan diberhentikan sementara mulai 18 Februari 2014, Medan (Kuala Namu) - Singapura 18 Februari 2014, serta Jakarta – Yogyakarta, Jakarta- Singapura, dan Pekanbaru – Singapura mulai 3 Maret 2014.
Rute lainnya, yakni Jakarta - Surabaya dan Surabaya - Bangkok berhenti mulai 17 Maret 2014, dan Jakarta - Hong Kong mulai 11 April 2014.
Lucas meminta maaf kepada pelanggan atas evaluasi jaringan tersebut. Dia menyatakan Tigerair Mandala akan berusaha sebaik mungkin untuk memfasilitasi seluruh penumpang yang terkena dampak dari evaluasi jaringan ini.
Menurutnya, pelanggan yang telah memiliki tiket seluruh penerbangan tersebut segera mendapatkan pemberitahuan serta pemindahan jadwal ke penerbangan Tigerair Mandala atau Tigerair Singapura atau pengembalian uang tiket.
“Evaluasi jalur itu sudah kami laporkan kepada pihak regulator dalam hal ini Kementerian Perhubungan. Selain rute yang sudah disebutkan, rute lainnya yakni Jakarta – Bangkok, Jakarta – Denpasar, Jakarta – Pekanbaru, Pekanbaru – Yogyakarta, Yogyakarta – Palembang, Jakarta – Singapura, Surabaya – Singapura, Denpasar – Singapura dan Denpasar - Hong Kong."
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Komunikasi Kemenhub Bambang S.Ervan mengatakan evaluasi jaringan tersebut sudah dilaporkan ke Ditjen Perhubungan Udara.
"Karena merupakan bagian dari strategi bisnis operator, pemerintah tidak bisa memaksakan agar rute-rute sebelumnya tetap diaktifkan," ujarnya.