Bisnis.com, JAKARTA – Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sepanjang 2013 yang mencapai 8,8 juta, berdampak pada penerimaan devisa pariwisata dengan perkiraaan sebesar US$10,1 miliar.
Nilai devisa pariwisata tersebut meningkat 10,99% dibandingkan dengan devisa yang diperoleh dari kunjungan wisman di sepanjang 2012 yakni sebesar US$9,1 miliar. Pencapaian ini juga lebih tinggi dari perkirakan Kemenparekraf yang memperkirakan perolehan devisa pariwisata 2013 sebesar US$9,87 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menuturkan pendapatan devisa tersebut dihitung berdasarkan rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan yang meningkat 0,74% dari US$1.133,81 menjadi US$1.142,24.
“Sebetulnya, rata-rata lama tinggal wisman di Indonesia pada 2013 sedikit menurun menjadi 7,65 hari dari tahun sebelumnya 7,7 hari. Tetapi, hal tersebut tidak terlalu berpengaruh pada pengeluaran wisman karena tetap meningkat sehingga devisa yang diperoleh pun ikut naik, dan menembus US$10 miliar,” ucapnya, Senin (3/2/2014).
Berdasarkan data Kemenparekraf, dari jumlah pengeluaran yang dihabiskan wisman saat berkunjung ke Indonesia, sebagian besar masih dialokasikan untuk akomodasi sebesar 48,9%. Selanjutnya, makanan dan minuman 17,7%, cinderamata 7,9%, belanja 6,2%, serta transportasi lokasl 6,8%.
Adapun, jumlah perjalanan wisatawan nusantara pada 2013, mencapai 248 juta perjalanan atau meningkat 1,21% dari tahun sebelumnya sebanyak 245 juta perjalanan wisnus. Sementara itu, rata-rata pengeluaran wisnus per perjalanan pada tahun lalu diperkirakan Rp711.000.