Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Bisnis Travel Diprediksi Tertekan, Ini Penyebabnya

Adanya pesta demokrasi pada tahun ini dan peristiwa banjir yang terjadi di sejumlah daerah diprediksi akan menurunkan angka pertumbuhan bisnis travel di Bandung dan sekitarnya.
Bisnis travel khususnya koridor Bandung-Jakarta masih prospektif untuk terus tumbuh. /Bisnis.com
Bisnis travel khususnya koridor Bandung-Jakarta masih prospektif untuk terus tumbuh. /Bisnis.com

Bisnis.com, BANDUNG - Adanya pesta demokrasi pada tahun ini dan peristiwa banjir yang terjadi di sejumlah daerah diprediksi akan menurunkan angka pertumbuhan bisnis travel di Bandung dan sekitarnya.

Ketua Himpunan Pengusaha Travel (Hipatra) Bandung Andrew Aristianto  mengatakan adanya pemilihan legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada tahun ini akan membuat sebagian kalangan enggan bepergian jauh.

"Karena mereka tahu dampaknya akan terjadi gangguan selama mereka dalam perjalanan menuju suatu kota. Tak lama setelah itu sudah masuk puasa dan lebaran," katanya, kepada Bisnis, Minggu (2/2/2014).

Menurut dia, apabila pada tahun sebelumnya bisnis travel bisa tumbuh diangka 20%, pada tahun ini dirinya memperkirakan pertumbuhannya tidak akan sebesar itu lagi.

Terlebih sejak awal tahun sejumlah telah melakukan kenaikan tarif sebesar 10%-15%. Hal ini sebagai respons atas tingginya biaya operasional, seperti BBM, upah minimum regional dan kenaikan suku cadang kendaraan.

"Tidak sedikit suku cadangnya masih diimpor. Sedangkan kalau impor kurs dolar terus naik hingga 20%," ujarnya.

Selain itu, melambatnya pertumbuhan penumpang di koridor tersebut dikarenakan banyak hal. Penyebab paling dominan adalah bertambah macetnya lalu lintas di Jakarta dan Bandung. Sehingga waktu tempuh travel menjadi sangat lama.

Sebelumnya untuk perjalanan Bandung-Jakarta dan sebaliknya rerata bisa dilakukan dengan 2 jam 15 menit. Pada jam-jam sibuk dengan banyak kemacetan, paling lambat waktu yang diperlukanhanya 3 jam. Tapi dengan kondisi saat ini, jika terjebak macet bisa lebih dari 4 jam.

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Jabar, Herman Rukmanadi mengungkapkan peminat layanan travel pada umumnya mengalami peningkatan ketika menghadapi libur panjang atau libur akhir pekan. 

Tidak tanggung-tanggung peningkatannya bisa mencapai 100%. Meski begitu, permintaan tertinggi layanan travel berasal dari para pelaku usaha atau bisnis.

Herman mengatakan naiknya persentase pengguna layanan travel pada saat liburan disebabkan semakin banyaknya akses menuju Bandung. 

"Bisanya travel digunakan pada hari kerja untuk memenuhi kepentingan bisnis. Penggunanya bisa berasal dari kalangan pribadi atau korporasi," ucapnya.

Ia menilai indikator yang mudah dipahami yakni banyaknya para wisatawan yang berasal dari Jakarta, karena akses menuju Bandung sangat banyak dan cepat dan kota tersebut.

Lebih lanjut Andrew mengungkapkan, bahwa bisnis travel khususnya koridor Bandung-Jakarta masih prospektif untuk terus tumbuh seiring dengan tumbuhnya bisnis di kedua kota ini.

Akan tetapi, pertumbuhan angkanya tidaklah signifikan karena tidak sedikit  sejumlah oknum yang memanfaatkannya tanpa disertai ijin sehingga menjadi ilegal.(k6)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hedi Ardia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper