Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Masuk FRAGILE FIVE, Siapa Saja Lainnya?

Sedikitnya 5 negara dikelompokkan sebagai fragile five sejak pertengahan 2013 untuk menggambarkan negara ekonomi berkembang yang mata uangnya dianggap rentan terhadap tekanan penarikan modal (capital outflow). Negara yang dikelompokkan fragile five adalah Indonesia, Afrika Selatan, Brasil, Turki, dan India.

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia disebut-sebut sebagai salah satu dari lima negara ekonomi berkembang (emerging economies) dengan mata uang berisiko tinggi (fragile five).

Pengelompokan 5 negara yang disebut sebagai fragile five muncul sejak pertengahan 2013 untuk menggambarkan negara ekonomi berkembang yang mata uangnya dianggap rentan terhadap tekanan penarikan modal (capital outflow).

Negara yang dikelompokkan fragile five selain Indonesia adalah Afrika Selatan, Brasil, Turki, dan India. Mata uang kelima negara tersebut dinilai rentan terhadap tekanan karena inflasi yang tinggi, defisit neraca berjalan, dan kelemahan struktur ekonomi di dalam negeri masing-masing.

Wacana soal Fragile Five mengemuka pada beberapa hari terakhir setelah implementasi pengurangan stimulus moneter sebesar US$10 miliar pada Januari dan keputusan The Fed untuk mengurangi lagi suntikan dana senilai US$10 miliar pada Februari.

Meski Indonesia dikelompokkan ke dalam negara-negara yang nggak stabil mata uangnya (rupiah), Menteri Keuangan Chatib Basri mengaku tidak terlalu memikirkan wacana tersebut.

Chatib mengatakan pelaku pasar seyogianya menilai sendiri kinerja moneter Indonesia dengan melihat posisi pergerakan rupiah dalam beberapa waktu terakhir.

Mata uang rupiah, lanjutnya, tetap stabil meski di bawah tekanan penurunan likuiditas finansial global akibat pengurangan stimulus moneter Bank Sentral Amerika Serikat yang telah bergulir sejak Januari ini dan rencana pengurangan lebih lanjut pada Februari.

Data Bank Indonesia menunjukkan dalam sebulan terakhir Jisdor bergerak pada kisaran Rp12.200 dengan nilai rupiah tertinggi Rp12.047 pada 13 Januari 2014 dan terendah pada 28 Januari 2013 senilai Rp12.267.

“Rupiah tidak apa-apa, rupiahnya masih di situ-situ saja kok,” kata Chatib, Kamis (30/1/2014).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : News Editor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper