Bisnis.com, JAKARTA — Belanja politik Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilu Presiden (Pilpres) tahun ini diproyeksikan mampu berkontribusi 0,3%-0,6% terhadap target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2%-5,3%.
Staf khusus bidang ekonomi Presiden RI Firmanzah menuturkan tahun politik 2914 diprediksi mampu menggairahkan sektor riil, mulai dari keperluan kampanye, perhotelan, hingga transportasi.
“Tahun ini akan banyak perjalanan elit-elit politik dalam rangka kampanye sehingga menggairahkan industri penerbangan ke sejumlah daerah,” katanya usai menjadi pembicara Seminar BUMN Outlook 2014 Menyambut Masyarakat Ekonomi Asean 2015 yang diselenggarakan Bisnis Indonesia dan BUMN Track di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (29/1/2014).
Firmanzah mengkritisi sebagian pihak yang berpandangan negatif terhadap pelaksanaan Pemilu yang dikhawatirkan berakibat buruk terhadap ekonomi Indonesia.
Padahal, dia menegaskan tahun politik yang terjadi pada 1999, 2004, dan 2009 terbukti telah memberikan efek positif terhadap perekonomian Tanah Air.
Pada 1999, indeks harga saham gabungan (IHSG) meningkat 70%, produk domestik bruto (PDB) tumbuh 0,79%, dan konsumsi tumbuh 7% selama Pemilu.
Begitu pula pada 2004, IHSG naik 46%, PDB tumbuh 5,13%, dan cadangan devisa US$36 miliar. Sementara itu, IHSG melesat 87% pada 2009, PDB naik 4,6%, dan cadangan devisa US$66,1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
