Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan volatilitas pasar keuangan masih akan tinggi menjelang putusan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).
Ekonomi Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengemukakan optimistis dari membaiknya indeks keyakinan konsumen Amerika Serikat berpeluang mengobati ketidakpastian.
“Sepertinya volatilitas masih akan tinggi menjelang FOMC,” kata Rangga dalam risetnya hari ini, Rabu (29/1/2014).
Dolar indeks yang masih terlihat naik sesaat lalu, ujarnya, bisa mempersempit ruang penguatan rupiah.
Tidak ada data yang lebih penting dibanding besaran QE yang akan diumumkan the Fed pada Kamis (30/1/2014) pukul 02:00 WIB.
Kemarin, tambahnya, tekanan jual di pasar keuangan global berkurang.
“Hampir semua mata uang menguat terhadap dolar,” kata Rangga.
Kondisi pasar keuangan Selasa (28/1/2014):
- Kurs rupiah NDF tenor 1bulan menguat 0.8% , walaupun kurs JISDOR justru melemah ke 12,267.
- Yield SUN tenor 10 tahun kembali ke bawah 9%, bersamaan dengan IHSG yang menguat.
- Suku bunga JIBOR ON yang turun, menandakan likuiditas di pasar uang antarbank yang bertambah. Aktivitas BI membeli SUN dan menumpuk cadangan devisa diperkirakan adalah penyebab utama.
