Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Pemilu, Konsumsi Minuman Ringan Diprediksi Naik 7%

Pengusaha minuman ringan memperkirakan konsumsi air minuman siap saji di Indonesia tahun ini bisa mencapai 23,59 miliar liter atau naik 7% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 22,05 miliar liter.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis,com, JAKARTA - Pengusaha minuman ringan memperkirakan konsumsi air minuman siap saji di Indonesia tahun ini bisa mencapai 23,59 miliar liter atau naik 7% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 22,05 miliar liter.

Pada tahun politik ini, industri minuman ringan merupakan salah satu dari sekian industri di Indonesia yang diprediksi meraup keuntungan dengan banyaknya masyarakat mengonsumsi minuman siap saji.

Apalagi, agenda politik yang cenderung memobilisasi massa tak mau repot membawa minuman dari rumah. Alhasil, mereka memilih membeli minuman yang tersedia dalam beragam kemasan di supermarket dan pertokoan.

Kendati demikian, pelaku industri ini juga akan mereview hingga kuartal II tahun ini karena kondisi ekonomi di Indonesia yang terpuruk dengan melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Selain itu, industri kian terpukul dengan kenaikan tarif dasar listrik bagi industri sedang (I3) dan besar (I4).

”Kami tetap optimis tumbuh. Tapi ya itu tadi, ada beberapa faktor yang menjadi kendala. Mau tidak mau pengusaha tetap memproduksi walau pun marginnya tipis,” papar Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Triyono Prijosoesilo kepada Bisnis, Minggu (26/1/2014).

Pihaknya memaparkan pemerintah mestinya menyadari dengan kondisi ekonomi domestik kian terpuruk dengan beragam faktor. Langkah yang seharusnya dilakukan, kata dia, yakni menunda kenaikan TDL bagi industri sedang dan besar yang rencana diberlakukan secara bertahap pada Mei 2014.

”Apalagi bahan baku kemasan minuman sebagian besar masih impor. Kami beli bahan baku impor dengan dolar tapi harus menjual dalam rupiah. Kondisi ini makin memusingkan pelaku industri,” terangnya.

Dengan kenaikan TDL, Triyono menerangkan akan membicarakan lebih lanjut dengan anggota ASRIM. Pelaku industri minuman ringan, ujarnya, belum bisa memprediksi kenaikan harga jual minuman di pasaran.

“Kami sampai sekarang masih mempertimbangkan dampak kenaikan itu. Pelaku industri mengambil opsi untuk bertahan dengan harga lama,” papar Triyono.

Triyono mengatakan keputusan itu diambil oleh pelaku industri minuman ringan demi mempertahankan market serta menghadapi persaingan produk-produk baru yang tumbuh belakangan ini. Selain itu, pengusaha minuman ringan khawatir dengan daya beli masyarakat tertekan dengan kenaikan produk lain. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper