Bisnis.com, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memproyeksikan pertumbuhan investasi langsung di Indonesia tahun ini mencapai 15%.
Kepala BKPM Mahendra Siregar mengungkapkan tahun lalu investasi di Indonesia bertumbuh 23%, dengan komposisi 63% merupakan investasi baru.
"Pertumbuhan investasi langsung mungkin bisa 15%, tetapi kami tunggu sampai kuartal I/2014 ini berjalan dan kami juga sedang menunggu respons baik dari pemerintah," tuturnya dalam Indonesia Investor Forum 3, Selasa (21/1/2014).
Mahendra mengatakan hal-hal yang perlu dibenahi untuk menrik investor masuk adalah memperbaiki infrastruktur, upah tenaga kerja yang mulai meningkat, dan kepastian dari pemerintah untuk berinvestasi yang masih kurang.
Menurutnya, hal yang menjadi poin positif bagi adalah Indonesia menduduki negara yang paling menarik bagi investor Jepang. Padahal bagi investor Jepang sebelumnya negara China menjadi negara tujuan investor utama.
Namun, Mahendra mengungkapkan Indonesia sudah memiliki daya tarik, tetapi harus butuh akselerasi untuk meningkatkan kualitas infrastruktur. Dia mengungkapkan untuk menarik investor diperlukan percepatan perbaikan infrastruktur.
Selain itu, dia mengungkapkan dua industri yang banyak dibicarakan adalah investasi perusahaan smelter bahan tambang dan bahan bakar nabati.
Dia menuturkan ada 30 perusahaan smelter yang siap beroperasi tahun ini dan sedang meminta izin investasi dengan nilai Rp150 triliun. Sedangkan untuk bahan bakar nabati, diprediksikan bisa mengurangi impor minyak mentah.
Dalam catatan BKPM ada 50 perusahaan bahan bakar nabati yang mencatatkan investasi dan sudah diberikan izin untuk berinvestasi senilai Rp40 triliun.
"Kita harus memperbaiki iklim investasi. Apalagi dengan tahun ini sebagai tahun pesta demokrasi, semoga membawa dampak positif," ungkapnya.