Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 4 Strategi Pengembang Hadapi Masa Perlambatan

Memasuki 2014, pasar real estat Indonesia diyakini sejumlah pihak akan melambat. Menghadapi kondisi tersebut, pelaku usaha properti ditantang untuk menghadirkan strategi yang sesuai jika tidak ingin bisnisnya meredup.

Bisnis.com, DEPOK – Memasuki 2014, pasar real estat Indonesia diyakini sejumlah pihak akan melambat. Menghadapi kondisi tersebut, pelaku usaha properti ditantang untuk menghadirkan strategi yang sesuai jika tidak ingin bisnisnya meredup.

Pemerhati masalah properti, yang juga CEO PT Selaras Inti Corpora, Edhijanto Widaja menuturkan perusahaan properti seharusnya dapat mempersiapkan diri bahkan untuk menghadapi kondisi terburuk sekalipun, yakni turbulensi atau krisis ekonomi.

Kendati belum memasuki masa ekonomi terburuk, dia menuturkan pengembang dapat belajar dari krisis ekonomiyang terjadi pada 1997-2001. Melalui disertasinya, Model Pembentukan Strategi Terstruktur dan Dinamik untuk industri Real Estate dalam Situasi Lingkungan yang Turbulen dengan Pendekatan Quasy-Analytic, Edhijanto mengatakan pertama-tama perusahaan mesti mengubah strategi.

“Yang jelas pada saat terjadi krisis dan juga dalam situasi perlambatan seperti saat ini strategi harus diubah sesuai dengan kondisi fundamental perusahaan yang ditentukan oleh dua komponen, yakni sumber daya yang dimiliki perusahaan dan tim manajemen puncak yang mengendalikan perusahaan,” katanya saat promosi Doktor di Universitas Indonesia, Jumat (17/1/2014).

Dengan melihat kondisi fundamental perusahaan, lanjutnya, pengembang dapat menerapkan 4 strategi baru. Pertama, jika dua komponen usaha dalam kondisi rendah atau tidak kuat, dia menyatakan pengembang harus mengambil strategi bertahan dengan pilihan tindakan, yakni keluar dari bisnis properti, buang rugi (cut loss), perampingan atau mengurangi rentang bisnis perusahaan (downscoping).

“Jika di antara dua komponen, sumber daya lebih rendah harus strategi puta haluan dengan leveraging sumber daya secara optimal dan restrukturisasi keuangan. Strategi putar ahluan juga diterapkan jika manajemen usaha lebih rendah, tapi dengan mendesain ulang organisasi dan mengganti anggota tim kerja,” ungkapnya.

Terakhir, tambahnya, ketika dua komponen usaha berada dalam kapasitas tinggi atau maksimal, perusahaan harus mengambil strategi pertumbuhan.

“Itu kesempatan emas. Tindakannya dengan pengambilalihan/akuisisi, merger atau kemitraan,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper