Bisnis.com, BATAM – Badan Pengusahaan Kawasan Free Trade Zone Batam (BP Batam) merekomendasikan pemasukan ribuan ton produk hortikultura impor dari tujuh negara guna mencukupi kebutuhan kawasan itu.
Tri Novianta Putra, Direktur Lalulintas Barang BP Batam, mengungkapkan total volume produk-produk hortikultura yang direkomendasikan tersebut lebih banyak hampir tujuh kali lipat dibandingkan dengan semester II/2013.
“Ada total 7.140,5 ton volume produk hortikultura impor yang direkomendasikan masuk Batam,” ujarnya, Jumat (10/1/2014).
Sedangkan pada periode Juli-Desember 2013, total kuota pemasukan produk-produk hortikultura tersebut hanya sebanyak 1.180 ton.
BP Batam menurutnya tidak mengetahui bagaimana rasio penghitungan volume tersebut karena dilakukan oleh Kementerian Perdagangan dan hanya berwenang menerbitkan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) di kawasan Free Trade Zone Batam.
Namun dia meyakini banyaknya volume tersebut lebih banyak disebabkan pelimpahan kewenangan penerbitan RIPH dari Kementerian Perdagangan ke BP Batam.
Pelimpahan kewenangan itu berdampak pada semakin banyaknya perusahaan importir yang ingin memasok produk-produk hortikultura ke Batam karena birokrasi yang lebih pendek, sehingga volume kuota bertambah.
“Selain tentu karena meningkatnya kebutuhan produk hortikultura di Kota Batam seiring pertumbuhan penduduk. Ketersediaan produk hortikultura di Batam sangat tergantung pasokan dari luar karena daerah pulau,” jelasnya.