Bisnis.com, JAKARTA - Sifat manusia salah satu yang jelek adalah mengambil kesempatan dan kesempitan. Ini yang dilakukan supir taksi berwarna putih dengan inisial D.
Betapa tidak. Saat penumpang membutuhkan angkutan umum untuk pulang ke rumah, taksi sebagai salah satu pilihan, menaikkan harga sampai 200% lebih dari tarif biasanya.
"Saya tadi mau naik taksi putih itu dari Pasar Minggu ke Depok. Eh, pas duduk, supirnya bilang harganya Rp100.000. Yang benar saja. Biasanya pakai argo, tidak sampai Rp50.000 ke Depok," ujar Mira, yang tampak kesal, Rabu (8/1/14) malam.
Pasalnya, karyawan sebuah bank di kawasan Jl. Sudirman, itu biasanya menaiki commuter kalau bekerja dari Depok-Jakarta, dan sebaliknya. Apes nasibnya malam ini, ternyata ada KRL mengalami kerusakan di Stasiun UI Depok, sehingga jalur yang dipakai hanya satu dan KRL terpaksa antre.
"Saya tadi dari Stasiun Sudirman jam 6 sore. Baru sampai Stasiun Pasar Minggu jam 9.30 malam. Tiga jam lebih di KRL yang penuh sesak. KRL sering berhenti lama di setiap stasiun. Saya sudah tak kuat lagi. Dan ingin melanjutkan dengan taksi saja," ungkap Mira.
Tapi, sayangnya argo taksi langsung melonjak naik. Karena supirnya tidak mau memakai argo mesin, tapi langsung memberi harga Rp100.000 dari Pasar Minggu ke Depok.
Ribuan penumpang lainnya masih menunggu di Stasiun Pasar Minggu. Begitu juga di setiap stasiun lainnya. Entah sampai kapan mereka bisa sampai di rumah.
"Kalau kita ikuti naik commuter antre dengan satu jalur rel, maka bisa sampai Bogor dinih hari. Takut ah, sudah malam," ujar Ani, penumpang lainnya yang ingin naik angkuran umum mobil atau omprengan ke Bogor.