Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serapan Kontrak Angkutan Udara Perintis Menurun

Dalam laporan kinerja Kementerian Perhubungan, tampak telah terjadi penurunan capaian target penerbangan perintis di 2013 dibandingkan dengan tahun sebelumnya
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA- Dalam laporan kinerja Kementerian Perhubungan, tampak telah terjadi penurunan capaian target penerbangan perintis di 2013 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Penurunan terjadi pada daya serap kontrak penerbangan dan realisasi target, baik itu frekuensi maupun penumpang.

Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti, penerbangan perintis amat ditentukan oleh kinerja operator penerbangan. Dalam hal ini ialah maskapai-maskapai yang menjalani kontrak pelayanan penerbangan perintis ke daerah-daerah terpencil.

Sejauh ini, berdasar laporan kinerja tersebut, terdapat sekitar 20 KPA penyelenggara yang berhak menggunakan 5 operator penerbangan dengan total rute pada 2013 sebanyak 138. Sepanjang tahun lalu, penambahan memang terjadi pada rute penerbangan hingga 24 rute baru.

Dari data yang sama, selama tahun 2013, Kemenhub telah merogoh kocek untuk subsidi BBM dalam mendorong penerbangan perintis mencapai lebih dari Rp 21 miliar. Subsidi tersebut tersebar di 9 lokasi dari 20 provinsi dan 142 kota yang dihubungkan penerbangan perintis.

Sedangkan persoalan yang mengemuka adalah surutnya daya serap kontrak  penerbangan perintis. Bila dibandingkan dengan tahun 2012, dengan nilai kontrak sebesar Rp 255 miliar dari subsidi sebanyak Rp 275 miliar, daya serap hanya berkisar di Rp 107 miliar, penurunan ini setara dengan 48,8%.

Penyebab penurunan yang mencolok ini, jelas Herry, juga disebabkan dengan kapasitas daerah-daerah yang menjadi sasaran penerbangan perintis.

“Ada beberapa daerah yang memang bagus, namun ada juga yang masih rendah,” jelasnya kepada Bisnis.

Di sisi lain, kinerja operator penyelenggara penerbangan perintis masih harus digenjot. Dia menyampaikan, selama ini terdapat kebiasaan di mana para pemenang kontrak penerbangan perintis tidak menyiapkan armada pesawat yang sesuai dengan kebutuhan daerah tertentu.

Kerap ditemukan maskapai yang menjalankan kontrak berbuat tidak sesuai, di mana mereka mempergunakan pesawat yang sama di beberapa daerah operasi.

“Itulah evaluasi kami terhadap penyelenggara,” ungkap Herry.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper