Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri mebel dan kerajinan rotan mencetak nilai ekspor mebel kayu dan rotan secara keseluruhan 2013 mencapai US$1,7 miliar, seiring dengan situasi nilai tukar rupiah yang terus melemah.
Sekjen Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) Abdul Sobur mengatakan pertumbuhan industri mebel dan kerajinan kayu maupun rotan hingga akhir 2013 mencapai 20%, naik dari pertumbuhan tahun lalu yakni 15%.
“Data definitif memang belum masuk semua. Tapi kami perkirakan angka nilai ekspor mebel dan rotan sampai akhir Desember 2013 sekitar itu [US$1,7 miliar],” ujar Sobur, Kamis (2/1/2014).
Dia menjelaskan kondisi nilai tukar rupiah yang melemah menjadi momen pengusaha mebel dan rotan untuk menaikan lagi nilai ekspor.
Apalagi, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.35,36, dan 37 Tahun 2011 yang menyetop ekspor bahan baku rotan memiliki dampak bagi pengusaha furnitur rotan sehingga menjadikan industri ini lebih bergairah.
“Secara umum, eksportir bagi industri rotan dan mebel justru diuntungkan dengan kondisi pelemahan rupiah, sehingga dapat lebih mendorong produksi industri ini,” ujarnya.