Bisnis.com, JAKARTA — Masyarakat Transportasi Indonesia mendesak pemerintah segera mengurangi perlintasan sebidang dengan menggabungkan perlintasan yang ditutup, membangun frontage road, dan membuat perlintasan tak sebidang dengan underpass dan flyover.
Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan perlintasan sebidang hingga saat ini masih menjadi salah satu faktor kecelakaan bagi pengguna jalan.
Dengan pengembangan operasi KA melalui jalur ganda dan peningkatan frekuensi KA, perlunya antisipasi dan penanganan terhadap perlintasan sebidang. Oleh karena itu perlu segera koordinasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah guna mengurangi perlintasan sebidang itu.
“Kurangin perlintasan sebidang dengan penggabungan perlintasan yang ditutup dan membangun frontage road seperti yang dilakukan Jawa Timur yakni Wonokromo-Waru,” katanya di Jakarta hari ini, Rabu (18/13/2013).
Frontage road atau jalan tepi ialah akses jalan yang sejajar dengan jalan tol di mana biasanya jalan tepi ini juga dipergunakan untuk akses bagi perumahan, industri dan pertanian.
Djoko juga mengungkapkan perlunya koordinasi memasang pintu perlintasan dan pemda membiayai penjaga perlintasan sebidang setelah mendapatkan sertifikat dari Ditjen Perkeretaapian Kemenhub sebagaimana yang diterapkan oleh Tegal dan Banten.
Selain itu perlu dilakukan pemasangan perangkat peringatan di perlintasan sebidang yang tidak dijaga seperti dilakukan oleh Pemprov Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Ditjen Pereketaapian, tegasnya, mesti melakukan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umu untuk memprogramkan perlintasan tidak sebidang baik melalui flyover maupun underpass. Pemerintah pun mesti memprogramkan pengadaan atau rehabilitasi pintu perlintasan yang rusak.