Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia I mencatatkan peningkatan arus peti kemas pada triwulan III/2013, baik di Belawan International Container Terminal (BICT) maupun di Terminal Peti Kemas Perawang, Pekanbaru.
Di BICT, arus peti kemas meningkat 10,02% menjadi 680.828 TEUs (twenty foot equivalent units) atau setara dengan 552.622 box dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 614.294 TEUs atau setara dengan 502.308 box.
Peningkatan juga terjadi di Terminal Peti Kemas Perawang, Sungai Siak Pekanbaru, Riau, yang melesat 140% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dari 17.104 box menjadi 41.066 box.
Direktur Operasional dan Teknik Pelindo I Iman A. Sulaiman mengatakan peningkatan arus peti kemas di BICT didorong oleh meningkatnya kinerja pelabuhan itu sebagai hasil dari investasi alat pada tahun sebelumnya.
“Hasil dari investasi tahun sebelumnya itu sehingga peti kemas yang masuk Pelabuhan Belawan dapat langsung di-handle di BICT tanpa perlu dialihkan ke pelabuhan konvensional seperti yang biasa terjadi, bila terjadi kongesti di BICT,” katanya melalui email, Senin (16/12/2013).
Dia mengatakan peningkatan arus peti kemas di Perawang menunjukkan peningkatan pesat karena terminal itu baru beroperasi pada Mei tahun lalu.
Secara keseluruhan, kata Iman, lalu lintas peti kemas Pelindo I menunjukkan kenaikan tipis 1,84% pada triwulan ketiga tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dari 967.648 Teus atau setara dengan 791.024 Box menjadi 995.881 Teus atau setara dengan 805.559 Box.
Iman menjelaskan pertumbuhan tipis itu masih terkait dengan pengaruh krisis ekonomi dunia yang belum menunjukkan perbaikan berarti.
“Selain krisis dunia yang belum kunjung pulih, perekonomian domestik juga turut mempengaruhi arus peti kemas karena inflasi telah mencapai 8,40% dan nilai rupiah yang melemah,” katanya.
Meski demikian Iman mengatakan tren pengangkutan peti kemas diprediksi terus meningkat mengingat pengangkutan perdagangan dunia terus beralih ke peti kemas. Ditambah lagi di Sumatera, pertumbuhan ekonomi dinilai cukup cepat sehingga kapasitas Pelabuhan Belawan cukup padat dan sering terjadi kongesti.
Dengan kongesti itu, katanya, menjadi keharusan untuk mengembangkan terminal peti kemas di Belawan yang sejak berdiri pada 1987 belum pernah dikembangkan.
“Lebih dari 25 tahun belum ada pembangunan berarti di BICT dan terlebih lagi BICT yang dulunya dikenal dengan nama Terminal Peti Kemas Belawan merupakan proyek pengembangan terminal petikemas kedua di Indonesia setelah Tanjung Priok,” kata Iman.
Dia mengungkapkan pada 18 November lalu, sudah dilakukan pencanangan proyek Terminal Peti Kemas Belawan Paket II 350 meter oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Proyek dermaga 350 meter itu akan dikerjakan oleh PT Prima Terminal Petikemas yang merupakan perusahaan patungan Pelindo I, PT Hutama Karya dan PT Wijaya Karya Tbk, sedangkan sisanya 350 meter dikerjakan oleh Kementerian Perhubungan.
Pembangunan terminal itu akan dilakukan secara bertahap dan saat ini sedang dilakukan persiapan-persiapan pembangunan. Program pengembangan Pelabuhan Belawan itu khususnya BICT terdiri dari tiga tahapan.
Tahapan pertama yakni Urgent Program/Peningkatan Produktivitas yang sudah dilakukan pada 2010-2012, tahap kedua yakni Optimalization Program pada 2013-2014, dan tahap ketiga yakni Expansion Program pada 2013-2015.