Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kerja Sama Produsen Komponen & Pebisnis Lokal Melalui Mekanisme Bisnis

Kementerian Perindustrian mendorong peningkatan kemitraan produsen komponen otomotif dengan pebisnis lokal melalui mekanisme bisnis.

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian mendorong peningkatan kemitraan produsen komponen otomotif dengan pebisnis lokal melalui mekanisme bisnis.

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (Dirjen IUBTT) Kemenperin Budi Darmadi mengatakan kemitraan tersebut bisa dilakukan dari sisi kepemilikan, suplai bahan baku, hingga proses manufaktur.

"Kami [Kemenperin] mendorong kerja sama b to b [business to business] dari produsen komponen tier 2 dan 3 agar menggandeng mitra lokal. Bisa kerja sama untuk kepemilikannya, suplai, teknik, bisnis, manufaktur, serta supply chain," ucapnya, belum lama ini.

Peningkatan kerja sama dengan pebisnis dalam negeri bertujuan untuk memperkuat daya saing industri komponen nasional saat perdagangan bebas Asean mulai 2015, khususnya industri kecil dan menengah (IKM). Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah, imbuh Budi, melalui program mobil ramah lingkungan harga terjangkau (LCGC).

Hingga 5 tahun ke depan ditargetkan ada tambahan 500 perusahaan komponen baru. Masing-masing perusahaan membawa investasi sedikitnya US$20 juta, artinya total investasi yang akan masuk mencapai US$10 miliar (sekitar Rp110 triliun).

"Target saya nanti akan ada 2.000 perusahaan komponen [ada tambahan 500 perusahaan] dari posisi sekarang 1.500 perusahaan. Ada yang membuat cat dan lainnya, yang paling susah transmisi dan blok mesin," tuturnya.

Sementara itu, pelaku usaha IKM komponen otomotif mengaku dampak positif program lokalisasi 10.000 komponen otomotif melalui proyek LCGC (low cost and green car) sejak September 2013 belum terasa. Padahal, Kemenperin mewajibkan 80% komponen LCGC dipasok dari dalam negeri, khususnya untuk teknologi mesin, transmisi, dan axle (power train).

Ketua Koperasi Industri Komponen Otomotif Indonesia (Kiko) M. Kosasih mengatakan dari sekitar 70 anggotanya yang mulai terjaring dalam proses manufaktur LCGC belum sampai 5%. Padahal, penjualan LCGC yang mencapai 20.101 unit selama September-Oktober 2013 selayaknya dapat memperluas ceruk bisnis IKM komponen.

"Pewajiban melibatkan produsen komponen lokal harus ada peraturan pelaksanaannya. Untuk LCGC, apapun mereknya ya kami berharap keberpihakan kepada kami lebih besar," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper