Bisnis.com, JAKARTA- Perusahaan patungan antara PT Pertamina (Persero) dan PTT Global Chemical Company Limited untuk membangun kompleks petrokimia ditargetkan terbentuk 10 Desember 2013. Hingga kini, kedua belah pihak masih mencari lokasi yang tepat untuk pembangunan pabrik dengan investasi US$5 miliar tersebut.
Direktur Pengolahan Pertamina Chrisna Damayanto mengatakan lokasi akan ditentukan usai penandatanganan pokok-pokok perjanjian (head of agreement /HoA) mengenai pembentukan joint venture kedua perusahaan pada 10 Desember.
Rencananya, penandatanganan akan dilakukan di Jakarta. Setelah itu, baru dilakukan studi kelayakan untuk penandatanganan keputusan investasi akhir (final investment decision/FID).
“Saat ini kami masih fokus menentukan lokasinya, semua harus dilihat keekonomiannya, mulai dari internal rate of return (IRR), kemudahan operasional, dan sebagainya. Semua parameter harus dilihat,” kata Chrisna ketika dihubungi Bisnis, Senin (2/12).
Menurutnya, lokasi tidak bisa sembarang ditentukan. Pasalnya, hal tersebut berkaitan erat dengan skema manufaktur yang akan digunakan. Yang pasti, rencananya, kompleks petrokimia tersebut akan dibangun di salah satu kilang milik Pertamina yang sudah beroperasi. Adapun pilihannya yakni, di kompleks kilang Plaju atau Balongan.
Bila skemanya sampai pada pembangunan naphtha cracker dan menghasilkan propilena, pembangunan kompleks petrokimia kemungkinan dibangun di Balongan. Namun, kalau kompleks pabrik yang dibangun digunakan sampai mengolah crude, kemungkinan akan dibangun di Plaju lantaran jumlah kondensat yang cukup banyak di Sumatera Selatan.
Dia mengatakan kemungkinan besar lokasi akan ditentukan pada awal tahun depan. “Tidak ada pilihan kuat, keduanya bagus, dan harus dilihat secara kesuluruhan. Besok (3/12), perwakilan dari PTT Global akan datang ke Indonesia, rencananya mau ke Plaju,” jelas Chrisna.
Bila sebelumnya Chrisna menyatakan mayoritas saham akan dikuasai Pertamina 51%, saat ini dia mengatakan posisi tersebut masih bisa berubah. Kemudian, kedua belah pihak bisa mengajak partner lain untuk masuk ke dalam saham yang dimiliki masing-masing.
“Jadi kalau Pertamina dapat 51% atau sebaliknya, kami bisa ajak partner lain ikut punya saham yang kami punya, asal ada persetujuan PTT Global, begitu juga sebaliknya.”
Sebelumnya, pada April lalu Pertamina dan PTT Global sudah menandatangani HoA soal pembangunan kompleks petrokimia ini. Dalam HoA tersebut disepakati kerangka kerja sama antara kedua perusahaan untuk melaksanakan studi kelayakan lebih detail sebagai tahap pengembangan bisnis kedepan serta pendirian perusahaan patungan antara Pertamina dan PTT Global Chemical.