Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JNE Targetkan Pendapatan Usaha Logistik Tahun Depan Rp476 miliar

PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) menargetkan meraup perolehan pendapatan dari segmen usaha logistik mencapai Rp476 miliar pada tahun depan.

Bisnis.com, MAKASSAR - PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) menargetkan meraup perolehan pendapatan dari segmen usaha logistik mencapai Rp476 miliar pada tahun depan.

Managing Director JNE Johari Zein mengemukakan dengan target perolehan omzet segmen logistik tersebut, anak usaha perseroan PT JNE Logistic mampu memberikan kontribusi hingga 20% terhadap struktur pendapatan perseroan secara keseluruhan pada tahun depan.

"Kita berharap tahun depan [kontribusi] logistik sudah bisa mencapai 20% [terhadap pendapatan perseroan]. Sejumlah strategi telah kita siapkan yang juga diikuti dengan beberapa investasi supply chain," ucapnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (1/12/2013).

Adapun, pada tahun depan JNE menargetkan omzet secara keseluruhan mencapai Rp2,68 triliun atau 40% dibandingkan dengan estimasi tahun ini Rp1,7 triliun.

Segmen usaha pengiriman kargo dan logistik di targetkan memberikan kontribusi hingga 20% atau sekitar Rp476 miliar terhadap pendapatan konsolidasian perseroan pada tahun depan.

Dia menjelaskan, pengembangan segmen bisnis logistik pada tahun depan bakal dilakukan dengan menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih dahulu bergerak pada penyediaan jasa pengiriman kargo.

Menurutnya, PT JNE Logistic dalam beberapa tahun mendatang akan lebih berfokus pada pasar pengiriman kargo yang tidak bisa dilayani perusahaan logistik yang menjadi mitra perseroan.

"Fokus kami dalam beberapa tahun kedepan itu untuk melengkapi, bukan untuk menyaingi pemain lama di bidang logistik di Indonesia. Ini merupakan proses learning bagi kami untuk mengetahui model-model logistik yang dibutuhkan konsumen," kata Johari.

Adapun, dari sisi investasi untuk penguatan supply chain, lanjutnya, JNE bakal membangun gudang berkapasitas mencapai 5.000 m2 di Cimanggis, Depok, dengan investasi mencapai Rp30 miliar.

Selain itu, di sekitar gudang supply chain tersebut bakal digunakan sebagai areal kendaraan untuk distribusi kargo seluas 7.000 m2, sehingga total lahan yang bakal dipersiapkan untuk mendukung bisnis logistik pada tahun depan mencapai 12.000 m2.

Sementara faktor lain yang bakal ikut mendorong peningkatan segmen logistik JNE pada tahun depan bakal bersumber dari penyelenggaran Pemilu 2014.

"Potensi pemilu itu cukup besar, dari KPU sendiri mengalokasikan Rp1 triliun untuk logistik penyelenggaran Pemilu. Masa' kita enggak dapat sedikit dari sana," imbuh Johari.

Kendati demikian, lanjutnya, pada tahun depan JNE Logistic masih akan berfokus pada pengiriman kargo dan logistik pada wilayah Jawa dan Sumatra, mengingat rantai pasok untuk kedua pulau tersebut tidak sesulit dibandingkan dengan wilayah timur Indonesia.

Sebelumnya, - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mengestimasi industri jasa logisitik nasional pada 2014 bakal mempertahankan tren pertumbuhan dua digit dengan proyeksi mencapai US$170 miliar atau setara dengan Rp1.951 triliun.

Ketua ALI Zaldy Mashita mengemukakan proyeksi jasa logistik tahun depan juga didukung peningkatan distribusi pengiriman barang terkait Pemilu 2014. "Logistik nasional diproyeksi bisa tumbuh hingga 15% dengan nilai bisnis mencapai US$170 miliar," ucapnya.

Menurutnya, estimasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan estimasi hingga akhir tahun ini yang bakal menembus angka US$150 juta atau setara dengan Rp1.722 triliun.

Zaldy menambahkan, proyeksi pertumbuhan pada tahun depan itu seiring dengan pengembangan jaringan maupun rantai suplai perushaan-perusahaan logisitik yang beroperasi di Indonesia.

Kendati demikian, katanya, pengembangan infrastruktur yang belum dilaksanakan secara signifikan oleh pemerintah akan tetap membuat ongkos logistik nasional tergolong tinggi pada
tahun depan.  "Selain itu, implementasi Sislognas yang belum berjalan seperti seharusnya akan menjadi penekan pertumbuhan industri logistik kita pada tahun depan. Belum lagi regulasi maupun
peraturan yang begitu banyak dan tumpang tindih," ujar Zaldy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Amri Nur Rahmat
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper