Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laju Inflasi November Diproyeksi Di Atas 0,13%

Sejumlah pengamat ekonomi memproyeksikan kenaikan inflasi akan lebih besar dibandingkan dengan kenaikan inflasi bulan lalu sebesar 0,09% seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah pengamat ekonomi memproyeksikan kenaikan inflasi akan lebih besar dibandingkan dengan kenaikan inflasi bulan lalu sebesar 0,09% seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sepanjang pekan lalu bergerak pada level Rp11.510—Rp12.018 per dolar AS, terendah sejak 2009. Sementara itu, kurs tengah rupiah yang ditetapkan BI berada pada kisaran Rp11.722—Rp11.977 per dolar AS.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia Lana Sulistianingsih memperkirakan inflasi November 2013 akan di level 0,14%-0,23% dari bulan sebelumnya. Namun demikian, lanjutnya, secara umum tren inflasi sudah menunjukkan perlambatan.

“Dalam dua bulan terakhir memang akan terjadi inflasi, namun nilai persentasenya akan sangat kecil. Hal ini didorong dari potensi deflasi dari barang makanan dan sandang akibat harga emas yang menunjukkan tren menurun akhir-akhir ini,” katanya saat dihubungi, Minggu (01/12).

Kendati demikian, lanjutnya, melemahnya nilai tukar rupiah membuat harga barang seperti makanan jadi dan obat-obatan mengalami kenaikan yang signifikan. Hal tersebut, merupakan imbas dari pengalihan biaya produksi ke harga barang.

Sementara itu, Kepala Ekonomi PT Bank Mandiri Tbk. Destry Damayanti memperkirakan inflasi November akan naik di level 0,14% dari bulan sebelumnya. Menurutnya, angka perkiraan tersebut didasari dari terkendalinya bahan pangan terutama beras, serta harga emas yang cenderung turun.

“Secara historis inflasi November ini akan sangat kecil karena adanya panen raya. Namun memang agak lebih besar dibandingkan laju inflasi bulan lalu karena harga bahan pangan pada saat itu cukup dalam diluar ekspektasi sebelumnya,” tuturnya.

Destry menilai pelemahan rupiah akhir-akhir ini tidak akan terlalu berdampak terhadap laju inflasi November ini. Dia berpendapat dampak pelemahan rupiah terhadap dolar AS akan terlihat dalam satu bulan kedepan.

Oleh karena itu, dia memperkirakan inflasi pada Desember mendatang akan tercatat cukup besar, apalagi sepanjang  Desember akan ada beberapa event besar. Adapun, dari pelemahan rupiah sebanyak 10% akan menaikkan inflasi sebanyak 0,8%.

Di tempat berbeda, Kepala Ekonom PT Bank Danamon Tbk. Anton Gunawan memperkirakan inflasi November di level 0,13% dari bulan sebelumnya, atau lebih besar dibandingkan laju inflasi Oktober sebesar 0,09%.

“Alhasil, laju inflasi tersebut akan menyebabkan inflasi tahunan [year on year/yoy] di level 8,39%. Laju inflasi November itu, akan lebih besar 0,07 dibandingkan dengan inflasi tahunan November 2012 sebesar 8,32%,” ujarnya.

Dia menilai harga pangan mentah masih akan menunjukkan deflasi terutama harga ayam, cabai dan telur. Namun demikian, lanjutnya, harga pangan lainnya seperti beras dan bawang akan sedikit meningkat akibat hujan yang cukup deras pada awal musim hujan ini.

Dari sisi inflasi inti, Anton memperkirakan akan ada peningkatan menjadi 4,79% secara yoy, atau lebih besar dibandingkan dengan  November 2012 sebesar 4,73% secara yoy. Kenaikan tersebut disebabkan melemahnya rupiah, meskipun harga emas cenderung turun.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri memprediksi inflasi November akan di bawah 1% seiring koordinasi antara pemerintah dengan Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan rupiah dan mempercepat reformasi struktural.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper