Bisnis.com, SURABAYA--Nilai ekonomi sektor perikanan Indonesia diproyeksi naik Rp45 triliun atau setara Rp270 triliun pada 2013 dari kapasitas tahun lalu Rp225 triliun.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo menguraikan kenaikan nilai ekonomi dipengaruhi membesarnya industri terkait perikanan.
Produk ikan asal Indonesia tidak hanya diekspor bentuk mentah tapi juga diolah lebih lanjut.
Pindang, sambungnya, kini sudah dikemas dan bisa masuk supermarket. Olahan sederhana dan memenuhi standar mutu sudah bisa mendongkrak nilai.
Adapun nilai ekonomi produk perikanan juga didongkrak ekspor mentah, diantaranya udang. Harga udang asal Indonesia akhir-akhir ini naik dua kali lipat akibat kelangkaan pasokan di dunia.
"Produksi udang dari Asia yang bisa masuk ke Amerika hanya dari Indonesia karena bebas penyakit early mortality syndrome (EMS) yang sudah menyebar di India bahkan Malaysia," jelasnya di sela-sela Konsolidasi Budidaya Payau dan Laut di Surabaya, Senin (25/11/2013).
Membesarnya serapan pasar internasional, sambungnya, membuat harga udang yang semua Rp50.000 per kilogram kini menjadi Rp105.000 kilogram per kilogram.
Menurutnya, pembesaran pasar harus diikuti usaha mempertahankan kualitas. Salah satunya memperbanyak petani yang mengantongi sertifikat cara pembenihan yang baik.
Sharif menguraikan potensi ekonomi ikan budidaya harus disambut mengingat produksi ikan tangkap semakin mengecil. Beberapa tahun terakhir kapasitas ikan tangkap hanya 5,8 juta sampai 6 juta ton ikan per tahun.
"Dalam 5 tahun terakhir seperti itu, stagnan, karena dipengaruhi iklim dan cuaca. Oleh karena itu budidaya di darat maupun laut harus semakin digalakkan," tambahnya. (ra)