Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi meyakini kasus penyadapan oleh Australia tidak memberikan dampak besar bagi perdagangan antara Indonesia dan Negeri Kanguru itu.
"Kedua negara memang sedang berada dalam masalah politik terkait penyadapan. Namun, perdagangan tidak akan mengalami masalah besar," ungkapnya di Wisma Antara, Jakarta, Rabu (20/11).
Hubungan Indonesia dan negara tetangga Australia sedang tidak harmonis sejak munculnya fakta tentang penyadapan terhadap pejabat tinggi pemerintah Indonesia.
Dua negara Asia ini terganggu hubungannya sejak media Australian Broadcasting Corporation (ABC) dan The Guardian memberitakan tentang Presiden SBY dan sembilan orang pejabat penting Indonesia menjadi target penyadapan oleh Australia.
"Kelanjutan berbagai kerjasama dua negara tetap akan mengikuti arahan dari presiden," kata wamendag.
Nilai perdagangan kedua negara hingga Agustus 2013 mencapai US$4,8 miliar dari beberapa komoditas seperti emas, kendaraan bermotor, baja dan kayu.
Sementara itu, nilai total investasi Australia di Indonesia pada 2012 mencapai US$743,6 juta.
Namun, Bayu tetap mendorong agar Australia meminta maaf kepada Indonesia terkait dengan upaya penyadapan mereka.
"Sudah seharusnyalah Australia meminta maaf atas apa yang dilakukan (penyadapan). Begitulah sebaiknya mereka sebagai negara tetangga Indonesia yang baik," katanya.
Penyadapan oleh Australia, Kemendag Yakin Tidak Ganggu Perdagangan
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi meyakini kasus penyadapan oleh Australia tidak memberikan dampak besar bagi perdagangan antara Indonesia dan Negeri Kanguru itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
36 menit yang lalu