Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inggris dan Jerman Bantu Transportasi Kota Berkelanjutan Indonesia

Pemerintah Inggris dan Jerman melalui NAMAs Facility menyetujui pemberian bantuan dana untuk pelaksanaan transportasi kota yang berkelanjutan.

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Inggris dan Jerman melalui NAMAs Facility menyetujui pemberian bantuan dana untuk pelaksanaan transportasi kota yang berkelanjutan.

Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Lingkungan Wendy Aritenang mengatakan proposal dari Indonesia yang dikenal sebagai SUTRI NAMA (Sustainable Urban Transport Initiative – Nationally Appropriate Mitigation Action) ini disetujui untuk didanai bersama dengan proposal NAMAs lainnya yakni dari Chile, Kosta Rika dan Kolombia.

“Indonesia bersama dengan Kolombia menjadi negara pertama yang mendapat dukungan dari dunia internasional untuk kegiatan transportasi. Ini menjadi  bukti bahwa dunia menghargai usaha mitigasi Indonesia di sektor transportasi,” ujarnya dalam siaran pers Selasa (19/11/2013).

Wendy mewakili Delegasi Republik Indonesia memaparkan SUTRI NAMA bersama dengan program NAMAs terpilih lainnya dalam side event Uni Eropa bertajuk “Financing the Implementation of Transformational NAMAs through Europe Union NAMA Facility” pada akhir pekan lalu.

Program besutan Kementerian perhubungan ini bertujuan menurunkan emisi gas rumah kaca. Adapun, NAMAs Facility adalah pendanaan yang diberikan kepada negara berkembang untuk mendukung pelaksanaan kegiatan yang diusulkan menjadi aksi mitigasi di bawah NAMAs oleh negara berkembang yang bersangkutan.

Program SUTRI NAMA ini akan dilakukan di tiga kota percontohan yaitu Medan, Menado dan Batam, diharapkan nantinya bakal diterapkan di berbagai kota besar di Indonesia.

Wakil dari UK-Germany NAMAs Facility, Norbert Goriβen mengatakan bahwa pelaksanaan SUTRI NAMA relatif sederhana,  tetapi memberikan dampak penurunan emisi GRK yang besar.

“Kami melihat komitmen yang kuat dari Kementerian Perhubungan untuk mengubah sistem transportasi yang akan berpengaruh terhadap kota dan kehidupan masyarakat di kota tersebut,” kata Goriβen yang merupakan perwakilan dari Kementerian Lingkungan Jerman.

Sektor transportasi menyumbang hingga 23% emisi gas rumah kaca Indonesia pada tahun 2005 (berdasarkan data dalam Indonesian Climate Change Sectoral Roadmap) (ICCSR). Selain itu hingga 90% konsumsi energi nasional terjadi di transportasi darat yang didominasi oleh kendaraan pribadi.

Oleh karena itu, pengembangan sistem transportasi massal menjadi pilihan aksi mitigasi nasional yang memiliki manfaat ganda yaitu mengurangi kemacetan, mengurangi konsumsi BBM yang pada glirannya akan mengurangi subsidi energi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper