Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Golden Agri Turunkan Target Ekspansi Lahan Kebun Sawit Tahun Ini

Perusahaan perkebunan sawit milik Grup Sinar Mas, Golden Agri-Resources Ltd merevisi target perluasan lahan kebun sawitnya pada tahun ini, dari semula 35.00045.000 hektare, menjadi hanya sekitar 25.00030.000 hektare.

Bisnis.com, PEKANBARU – Perusahaan perkebunan sawit milik Grup Sinar Mas, Golden Agri-Resources Ltd merevisi target perluasan lahan kebun sawitnya pada tahun ini, dari semula 35.000—45.000 hektare, menjadi hanya sekitar 25.000—30.000 hektare.

Namun, perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar kedua di dunia, serta terbesar di Indonesia di bawah kendali Grup Sinar Mas itu tidak menyebutkan alasan revisi target ekspansi lahan kebun sawitnya.

Berdasarkan laporan keuangan serta siaran pers perseroan, Rabu (13/11/2013), ekspansi lahan kebun sawit itu rencananya akan dilakukan melalui pertumbuhan organik dan akuisisi.

Namun, anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) untuk mendukung berbagai strategi pertumbuhan pada tahun ini tidak direvisi, tetap di angka US$550 juta, kendati target ekspansi lahan perkebunan direvisi.

Golden Agri adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar kedua di dunia, serta pengelola kebun kelapa sawit terbesar di Indonesia di bawah kendali Grup Sinar Mas.

Per akhir September 2013, Golden Agri-Resources Ltd mengelola lahan sawit sekitar 467.000 hektare, menjadikannya sebagai perusahaan sawit terbesar di Indonesia.

Didirikan pada 1996, Golden Agri kemudian masuk bursa efek Singapura pada 1999 dengan nilai kapitalisasi pasar per 30 September 2013 mencapai US$5,3 miliar.

Pemegang saham Golden Agri yang terbesar saat ini adalah Flambo International Limited, sebuah perusahaan investasi, dengan kepemilikan 49,95%. Golden Agri memiliki banyak anak usaha, termasuk PT SMART Tbk yang tercatat di bursa efek Indonesia pada 1992.

Di Indonesia, Golden Agri sukses lewat merek dagang minyak goreng seperti Filma dan Kunci Mas. Selain di Indonesia, perseroan juga beroperasi di China dengan mengelola pabrik pengolahan produk sawit serta memproduksi produk makanan lainnya seperti mi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper