Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diversifikasi Usaha Pengolahan Susu Terkendala Bahan Baku

Diversifikasi industri pengolahan berbahan dasar susu di Jawa Barat sulit berkembang karena terbatasnya pasokan bahan baku susu dan kecilnya populasi peternak sapi perah rakyat.

Bisnis.com, BANDUNG-—Diversifikasi industri pengolahan berbahan dasar susu di Jawa Barat sulit berkembang karena terbatasnya pasokan bahan baku susu dan kecilnya populasi peternak sapi perah rakyat.

Ketua Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) Aun Gunawan mengungkapkan saat ini 90% peternak sapi perah di Jabar hanya berskala kecil dengan kepemilikan 2-3 ekor di setiap kandang.

"Sebenarnya, banyak produk turunan susu yang bisa dikembangkan seperti es krim, butter, keju, dan produk lainnya. Akan tetapi, terbatasnya bahan baku membuat diversifikasi usaha tidak berjalan dengan baik," katanya kepada Bisnis, Selasa (5/11/2013).

Aun menjelaskan teknologi pengolahan susu juga belum memadai, yang sangat menentukan kualitas produk dan menekan biaya produksi sehingga bisa bersaing dengan produk impor.

Sementara itu, Direktur PT Insan Muda Berdikari Ilham Bachtiar mengungkapkan diversifikasi usaha susu masih didominasi pengolahan yoghurt, karena permintaan pasar yang kian meningkat setiap tahunnya.

Menurutnya, untuk produk turunan susu lainnya masih belum dikembangkan dengan baik karena pasarnya masih belum jelas.

Pihaknya mengaku belum memiliki strategi marketing yang baik untuk mengembangkan produk yoghurt yang dijual sekitar Rp3.800 per 180 ml.

Selain itu, proses perizinan usaha juga rumit sehingga produksinya masih terbatas.

Pihaknya memiliki peternakan sapi perah dengan populasi sekitar 40 ekor yang mampu memproduksi susu antara 350-400 liter per-hari. Di samping itu, perusahaan ini juga memproduksi susu olahan berupa yoghurt, susu pasteurisasi, dan es yoghurt batangan.

Sementara itu, Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jabar terus menggenjot produksi susu kemasan agar kembali stabil di kisaran 535 ton per hari karena pemotongan sapi produktif sudah bisa ditekan sejak awal Januari 2013.

Pada perkembangan lain, Ketua GKSI Jabar Dedi Setiadi menjelaskan produk susu kemasan tersebut berupa susu segar, kombinasi susu segar dan krim, serta susu bubuk di PT Industri Susu Alam Murni (ISAM).

“Untuk penetrasi pasar di Jabar masih lumayan besar, sehingga kami optimistis bisa mengembalikan produksi susu kemasan seperti semula, bahkan melampaui target. Penurunan terjadi dari 535 ton per hari menjadi 450 ton per hari,” katanya  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Sumber : Wandrik Panca Adiguna

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper