Bisnis.com, JAKARTA—Produsen kertas kemasan (packaging) PT Fajar Surya Wisesa Tbk. (FASW) akan memulai pembangunan mesin kertas baru di lokasi pabrik yang baru di sekitar Surabaya, Jawa Timur, akhir tahun ini.
Head of Investor Relations Fajar Surya Marco Hady menuturkan pabrik baru itu akan dibangun di atas lahan 50 hektare dan diperkirakan menelan investasi sekitar US$165 juta ekuivalen dengan Rp1,8 triliun.
“Setelah groundbreaking akhir tahun ini, kami targetkan pabrik baru itu rampung pada Semester II/ 2015 atau awal 2016,” katanya kepada Bisnis, Jumat (11/10/2013).
Setelah pabrik itu rampung dan beroperasi, kapasitas produksi diharapkan bertambah 350.000 ton per tahun atau meningkat 30% dari saat ini. Dengan demikian, nantinya total kapasitas produksi diproyeksikan mencapai 1,55 juta ton per tahun.
Perseroan menargetkan tujuan ekspansi itu untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan konsumen dan meningkatkan daya saing Fajar Surya.
Saat ini, mayoritas pasar yang dibidik perusahaan kertas dengan merek FajarPaper itu adalah industri makanan dan minuman.
Untuk membiayai rencana ekspansi tersebut, Fajar Surya telah memperoleh pinjaman jangka panjang senilali US$240 juta dari konsorsium lima bank asing.
Ke-5 bank asing itu adalah The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) Limited, Oversea-Chinese Banking Corporation Limited, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank UOB Indonesia, dan Standard Chartered Bank.
Penandatanganan perjanjian pinjaman kerja sama jangka panjang itu telah dilakukan awal bulan lalu.
Marco menuturkan pinjaman baru tersebut bertenor 2 tahun, yang kemudian diperpanjang dengan tambahan 2 tahun. Dengan demikian, total tenor keseluruhan mencapai 7 tahun.
Dari pinjaman baru tersebut, dana sebesar US$100 juta akan digunakan untuk membiayai belanja modal, pelunasan (refinancing) sebagian pinjaman jangka panjang yang sudah ada sebesar US$120 juta, dan sisanya sebesar US$20 juta akan digunakan untuk mendukung kegiatan usaha utama perseroan.
“Dana belanja modal dapat ditambah sebesar US$50 juta melalui greenshoe option, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan,” ujarnya.
Menurutnya, perjanjian pinjaman itu merupakan bukti perusahaan memiliki reputasi yang diklaim cukup kuat di kalangan perbankan dan menunjukkan besarnya keyakinan sejumlah bank terhadap kinerja perseroan. (ltc)