Bisnis.com, JAKARTA - Hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia sepanjang Agustus 2013 menunjukkan konsumsi masyarakat terus melambat.
Indeks penjualan riil pada bulan tersebut tercatat 3,2% month to month dibandingkan dengan Juli 2013 yang sempat melonjak 11,6%. Hal ini disebabkan konsumsi mulai normal pasca-Lebaran.
Direktur eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi A. Johansyah menyebutkan penurunan penjualan terjadi pada semua kelompok barang dengan penurunan terbesar pada sandang. Secara tahunan, penjualan riil Agustus 2013 masih tumbuh 1,3%.
"Pertumbuhan tahunan tersebut jauh melambat dibandingkan dengan pertumbuhan Juli 2013 15,2% dan Agustus 2012 10,6%," tutur Difi, Kamis (10/10/2013).
BI memproyeksikan konsumsi masyarakat akan semakin lambat sepanjang September 2013, yakni dengan indeks turun 14,3% mtm, lebih rendah dibandingkan dengan Agustus 2013.
"Masyarakat kami lihat masih menahan dan mengurangi konsumsi akibat tingginya pengeluaran saat bulan puasa dan Lebaran," tambah Difi.
Untuk survei terhadap perkiraan harga, terindikasi peningkatan tekanan kenaikan harga dari pedagang pada 3-6 bulan ke depan, terutama pada barang berbahan baku impor akibat depresiasi rupiah.
Dari sisi konsumen juga diprediksi menguat terutama dari kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau seiring peningkatan permintaan menyambut Natal dan Tahun Baru. Pada 2014, Pemilu diprediksi menjadi pemicu utama.
Survei BI: Konsumsi Masyarakat Terus Melambat Pasca-Lebaran
Bisnis.com, JAKARTA - Hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia sepanjang Agustus 2013 menunjukkan konsumsi masyarakat terus melambat.Indeks penjualan riil pada bulan tersebut tercatat 3,2% month to month dibandingkan dengan Juli 2013 yang sempat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Febrany D. A. Putri
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
3 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
7 jam yang lalu